SURYAMALANG.COM, MALANG - Kasus bunuh diri mulai marak terjadi di Kota Malang. Berdasarkan data dari Polresta Malang Kota, tercatat selama kurun waktu 6 bulan (Januari hingga 4 Juni 2024), tercatat ada lima kasus bunuh diri.
Kasus terakhir terjadi pada Selasa (4/6/2024) dini hari. Seorang perempuan berinisial EP (33), warga Kota Malang hendak mengakhiri hidup dengan melompat dari Jembatan Brantas, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Blimbing.
Namun, upaya itu berhasil digagalkan oleh polisi dan warga. EP pun ditenangkan dan mendapat pendampingan psikologis.
Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto mengatakan, Kecamatan Lowokwaru menjadi wilayah yang paling banyak terjadi kasus bunuh diri.
"Total ada lima kasus. Dengan rincian, empat kasus terjadi di Kecamatan Lowokwaru dan satu kasus di Kecamatan Blimbing," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (4/6/2024).
Dari total lima kasus, sebanyak tiga kasus merupakan upaya percobaan bunuh diri. Hal itu berkat respon cepat polisi bersama warga, sehingga berhasil digagalkan.
"Terkait penyebab atau motif melakukan bunuh diri, rata-rata ada dua penyebab."
"Yang pertama, memiliki masalah namun tidak ada perhatian dari keluarga. Sedangkan yang kedua, masalah cinta baik putus dari pacar atau masalah cinta lainnya," bebernya.
Oleh sebab itu, Polresta Malang Kota bersama Pemkot Malang dan stakeholder terkait lainnya telah berkoordinasi. Untuk mengantisipasi agar kasus serupa tidak semakin marak terjadi.
Di samping itu, peran serta dari masyarakat khususnya dari pihak keluarga juga sangat diperlukan.
"Apabila mendapati ada anggota keluarga atau temannya berubah sifat atau perilaku secara mendadak."
"Semisal yang biasanya ceria, tiba-tiba menjadi pendiam atau sering berdiam diri di dalam kamar."
"Kami tekankan untuk lebih perhatian atau setidaknya dampingi dan ajak bicara," pungkasnya.