Travelling

Tumpeng Sewu, Ritual Adat Suku Osing Banyuwangi yang mengakar Hingga Kini

Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tradisi Tumpeng Sewu di Banyuwangi yang dilangsungkan Minggu (9/6/2024) malam. Suku Osing Desa Kemiren Banyuwangi memiliki ritual adat turun temurun Tumpeng Sewu.

Mereka hanyut dengan suasana yang penuh kebersamaan dan kesenangan.

"Aroma lezatnya menggugah selera. Lebih nikmat karena menyantap bersama warga di samping temaram cahaya obor," kata Muntaha, wisatawan asal Solo.

Sebelum tradisi menyantap tumpeng, iring-iringan barong cilik dan barong lancing melintasi jalan desa dan melakukan Ider Bumi.

Barong diarak dari dua sisi timur dan barat, lalu bertemu di titik utama di depan Balai Desa Kemiren.

Setelah itu, warga diajak berdoa bersama agar desanya dijauhkan dari segala bencana dan sumber penyakit.

Pagi harinya sebelum dimulai selamatan massal, warga telah melakoni ritual mepe kasur.

Dalam tradisi juga digelar Mocoan Lontar Yusup semalam suntuk.

Rangkaian ritual ini diyakini merupakan selamatan tolak bala.

"Ini merupakan wujud syukur kami kepada Tuhan, dan doa agar kami selalu diberi keselamatan dan dihindari dari bala," tutur Kepala Desa Kemiren, Muhammad Arifin.


Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan tradisi dan budaya turun-temurun di Banyuwangi terus tumbuh dan berkembang, hingga menjadi atraksi wisata yang diminati wisatawan.

Saat ini banyak travel agent yang membuat paket-paket wisata yang memasukkan atraksi budaya sebagai salah satu destinasinya, salah satunya Tumpeng Sewu.

“Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Wisata tradisi ini juga bisa memperpanjang lama tinggal wisatawan di Banyuwangi,” ujarnya.

Desa Kemiren tahun ini masuk 50 besar dalam ajang Anugrah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.

Nilai luhur tradisi dan budaya tersebut menjadi salah satu penilaian penting dalam kontestasi ADWI 2024. (fla)

 



Berita Terkini