Karman menilai, Yuniara yang merupakan siswinya di SMPN 1 Plered adalah sosok yang tepat untuk mengasuh anaknya.

Selain itu Karman juga melihat Yuniara sebagai wanita mandiri yang memiliki pengalaman hidup keras.

"Dari kecil dia sudah berani berangkat ke Yogyakarta untuk menimba ilmu dengan modal nekat," imbuh Yuniara.

"Sambil belajar, dia juga berjualan batik untuk memenuhi kebutuhannya," kata Karman.

Hal itulah yang membuat Mbah Karman yakin Yuniara bisa menjadi pendamping hidup yang kuat dan bisa membimbing anaknya.

Kisah cinta Mbah Karman dan Yuniara sendiri dimulai jauh sebelumnya.

Tepatnya di tahun 2013, ketika Yuniara masih berstatus sebagai siswi kelas IX SMP di bawah kepemimpinan Mbah Karman.

Baca juga: Kisah Yoel Christian Sibadutung, Pemain Basket SMAN 3 Malang Melawan Overthinking Sebelum Tanding

Mbah Karman yang saat itu masih menjadi kepala sekolah sering bertemu dengan Yuniara saat memantau persiapan kelulusan.

"Sebenarnya pertemuan kami diawali dengan hal yang biasa saja," ujar Mbah Karman mengenang

"Pada saat itu tahun 2013, saya bertugas sebagai Kepala SMPN 1 Plered Kabupaten Cirebon" lanjut Karman. 

"Kemudian Yuniara itu sebagai siswa semester terakhir (kelas IX), yang akan menyelesaikan studinya di SMPN 1 Plered," jelas pria asal Kabupaten Majalengka ini.

"Saya bertugas sebagai kepala sekolah, dan dia adalah siswa yang akan lulus" kata Karman. 

Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, Yuniara melanjutkan sekolah ke Yogyakarta, namun komunikasi dengan Karman tetap terjalin melalui media sosial.

"Setelah lulus, dia melanjutkan sekolah di Yogyakarta dan komunikasi kami berlanjut melalui media sosial," imbuh Karman.

Karman yang pensiun pada tahun 2013, sering aktif di Facebook, dimana ia sering mendapatkan pesan dari mantan muridnya, termasuk Yuniara.