“APK kita masih rendah di angka 38 persen. Jika dibandingkan negara maju mereka sudah mencapai di angkar 40 persen. Sehingga kita berharap lulusan SMA atau SMK tingkat partisipasi kuliahnya bisa meningkat,” beber Nurhudi.
Maka dari itu, Universitas Kepanjen berkolaborasi dengan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam hal meningkatkan SDM di desa untuk mempercepat pembangunan Indonesia
“Kita ada inovasi cukup Rp 1 juta saja sudah bisa kuliah di Universitas Kepanjen. Jika SDM nya minimal sarjana, maka ini bisa menyeimbangkan program pemerintah pusat dan daerah,” tukasnya.(isn)