SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Polda Jatim mengungkap fakta baru peran tiga pelaku di kasus carok di Ketapang Sampang Madura yang menewaskan Jimmy Sugito Putra, Minggu (17/11/2024).
Pengungkapan tersebut setelah penyidik Polda Jatim menangkap ketiga terduga pelaku carok yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Pulau Madura.
Adapun ketiga pelaku yang ditangkap berinisial FS, AR dan MS.
Meskipun di dalam video amatir yang beredar, diduga ada lima pelaku yang menggeroyok Jimmy Sugito.
Anggota Polres Sampang menangkap FS terlebih dahulu.
FS ditangkap tak lama setelah menggeroyok Jimmy Sugito sekaligus saksi pasangan Jimad Sakteh di Pilkada Sampang 2024.
Lalu, Polres Sampang dan Polda Jatim menangkap AR dan MS dan diumumkan oleh Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto pada Selasa (19/11/2024).
Lantas apa peran pelaku FS, AR dan MS?
Baca juga: Terucap Tantangan Carok, Pembacokan Sampang Ternyata Antar Kubu Kiai yang Tersinggung dan Kabar Hoax
Baca juga: Beredar Video Penangkapan Pelaku Carok Sampang Madura di Kecamatan Ketapang, Pelaku Lainnya Diburu
Dari hasil pemeriksaan anggota penyidik Polda Jatim terhadap ketiga pelaku didapatkan peran penggeroyokan dan pembacokan.
Tersangka FS berperan membantu tersangka AR dengan cara menghempaskan celurit ke tubuh Jimmy Sugito sebanyak dua kali.
Lalu tersangka AR berperan sebagai orang pertama menyerang dan berkelahi dengan Jimyy Sugito.
AR sempat berusaha berebut dan mempertahankan celuritnya saat bergulat dengan Jimmy.
AR berhasil mempertahankan senjatanya dan melukai korban.
Rupanya, tersangka AR memiliki hubungan keluarga dengan tersangka MS dan FS.
Baca juga: 4 Pelaku Carok Jimmy Takkan Bisa Tidur, Polda Jatim Obok obok Desa Ketapang Laok Buru Pelaku
Baca juga: Biaya Hidup Anak Korban Carok Sampang Madura Ditanggung Cabup Slamet, 4 Pembacok Jimmy Masih Buron
Tersangka MS berperan membantu tersangka AR yang sedang bergumul di tanah dan sedang mempertahankan celurit miliknya saat bergulat dengan Jimmy.
Bahkan MS langsung melukai korban hingga mengenai paha belakang kaki kanan.
Hal itu membuat korban melepaskan genggaman tangan dan dekapannya terhadap tersangka AR.
Nah, tersangka MS ini merupakan sepupu dari tersangka AR.
Ternyata, sebelum terjadi pengeroyokan itu, ada peristiwa yang mengawalinya.
Yaitu, ada sosok Kiai Hamduddin cekcok dengan korban pascakunjungan Cabup Sampang, Slamet Junaidi di lokasi tersebut.
Namun, penyidik Polda Jatim tidakmemberikan status tersangka kepada Kiai Hamduddin.
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, pengembangan atas penyelidikan kasus tersebut dapat ditanyakan kepada pihak Satreskrim Polres Sampang.
"Soal Kiai Hamduddin (kenapa tidak terlibat) tanya kapolres (Polres Sampang)," ujarnya saat ditanyai wartawan seusai Konferensi Pers 100 Hari Asta Cita Satgas Khusus TPPO Polda Jatim di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Jumat (22/11/2024).
Apakah aka nada penambahan tersangka baru?
Farman mengatakan, sejauh ini pihaknya masih menetapkan tiga tersangka atas kasus tersebut.
Mengenai adanya potensi penambahan tersangka, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya itu mengaku belum dapat memberikan penjelasan perihal tersebut.
"(Soal DPO pelaku lain) belum belum," kata mantan Direktur Ditreskrimsus Polda Jatim itu.
Termasuk menyoal terkait jumlah tersangka cuma tiga orang, selama bergulirnya penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut sejauh ini.
Farman tak menampik bahwa terdapat lima orang yang terekam dalam video amatir kejadian pembacokan terhadap korban.
Namun, saat dilakukan penyelidikan secara mendalam, ternyata cuma tiga orang tersangka itu yang melakukan aksi pembacokan hingga berujung menewaskan korban.
"Iya (dalam video ada 5 orang). Iya (tapi saat penyelidikan terdapat 3 orang yang terbukti menyerang)," bebernya.
Pelaku terhasut informasi hoaks
Usut punya usut, para pelaku terhasut oleh informasi hoaks bahwa Kiai Hamduddin dianiaya oleh kubu Jimmy Sugito.
Hal itu membuat ketiga pelaku mengadang dan mengeroyok Jimmy Sugito.
Sebelum tewas, Jimmy Sugito sempat menjalani perawatan medis di RSUD Ketapang Sampang.
Jimmy mengalami luka bacok pada bagian kepala atas 12 cm, luka bacok pipi kanan sampai leher 21 cm.
Kemudian, luka bacok paha luar bagian kanan 15 cm, luka bacok paha luar bagian kiri enam sentimeter, luka iris lengan kiri tiga sentimeter.
Selanjutnya, luka bacok punggung bagian tengah 10 cm, luka bacok pantat kiri 12 cm, dan luka bacok jempol kiri hampir putus lima sentimeter.
Ketiga tersangka bakal dikenakan Pasal 170 Ayat 2 ke-3e KUHP, tentang kekerasan menyebabkan orang meninggal dunia. Ancamannya, pidana penjara maksimal 10 tahun.
Kronologi lengkap
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman menerangkan, kejadian berawal dari kunjungan salah satu figur dari kubu cabup Slamet Junaidi ke seorangtokoh masyarakat di Desa Ketapang Laok.
Slamet Junaidi bersama beberapa anggota tim dan pendukungnya bermaksud bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Babussalam untuk bertemu salah satu pengasuhnya, yakni Kiai Mualif (MF).
Karena adanya kunjungan itu, Kiai MF meminta santrinya, Asrofi (ASR) untuk mengumpulkan para santri ponpes dan membuat barisan jamaah zikir.
Tujuan pengumpulan santri itu guna menyambut kedatangan Slamet Junaidi
Kedatangan Slamet Junaidi dianggap mendadak oleh tokoh masyarakat lain yang bermukim di desa tersebut, yakni Kiai Hamduddin.
Rombongan Slamet Junaidi menuju pondok pesantren Kiai MF itu melintasi depan rumah Kiai HN.
Ternyata, kedatangan yang mendadak Slamet Junaidi itu menimbulkan ketidaksenangan bagi Kiai HN.
Selain karena sosok Kiai MF cuma sebatas menantu keponakan Kiai HN, yang tentunya secara usia lebih muda.
Kiai HN juga menganggap, kunjungan Slamet Junaidi ke pondok pesantren itu dianggap 'melangkahi' karena tanpa izin dari dirinya yang lebih tua.
Karena hal tersebut, kubu massa Kiai HN melakukan blokade akses jalan yang akan dilewati kendaraan rombongan Slamet Junaidi, menggunakan mobil Kijang LGX dengan posisi parkir melintang dan beberapa potongan kayu.
Tak pelak, upaya tersebut malah memicu percekcokan antara kubu massa Kiai MF yang terdiri dari Jimmy Sugito (korban tewas), Muadi (MDI), Mat Yasid (MY), Abdussalam (AM) melawan Kubu massa Kiai HN.
Bahkan sempat terlontar perkataan dari MDI dengan kalimat berbahasa Madura; Mon Acarok Gih degik yeh. Artinya, kalau mau carok nanti saja.
Kendati begitu, kubu figur Slamet Junaidi memilih mencari akses jalan lain, meskipun secara jarak tempuh terbilang memutar.
Siasat tersebut, dilakukan oleh kubu Slamet Junaidi karena melihat adanya massa mulai bergerak dari arah kediaman Kiai HN menuju ke arah kendaraan rombongannya yang sedang berhenti.
Sesaat rombongan Slamet Junaidi meninggalkan lokasi tersebut melalui jalur jalan lain. Dan berhasil melangsungkan acara silaturahmi.
Ternyata, setelah acara tersebut, terjadilah percekcokan lanjutan antara ASR dari kubu Kiai MF, dengan Kiai HN.
Kubu Kiai HN merasa tersinggung atas perbuatan ASR yang tetap mengumpulkan para santri untuk melaksanakan zikir bersama, tanpa izin figur kiai yang lebih sepuh, yakni dirinya.
Sempat terlontar percakapan diantara keduanya yang menandai adanya perseteruan.
Kiai HN berkata, "kurang ajar, di sini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar."
Lalu dijawab saksi ASR, "Kurang ajarnya seperti apa? Wong di sini cuma mampir. Salahnya di mana? Masak mau ditolak kan tidak enak."
Ternyata, jawaban dari ASR itu jalan dibantah lagi oleh Kiai HN. "Diam kamu! Nanti tak tempeleng kamu."
Lalu, ASR kembali membantah perkataan Kiai HN itu, "Coba kalau berani nempeleng."
"Dari keterangannya kami dapat karena kan di awal itu sudah ada bahasa yang tadi saya sampaikan itu bahwa; kalau mau carok nanti saja dulu. Dan itu dianggap sebagai tantangan. Nah itu yang dianggap sebagai pemicu juga," terang Farman dalam konferensi pers di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Kamis (21/11/2024).
Nah, percekcokan dan adu mulut antara ASR dengan Kiai HN itu, akhirnya dilerai oleh salah satu pengasuh lain dari ponpes tersebut, yakni Kiai Muhtar (MH).
Kiai MH dibantu Jimmy Sugito Putra berusaha menarik tubuh ASR agar tidak terjadi perkelahian atau kontak fisik.
Bahkan, Jimmy Sugito berusaha melindung ASR dari kejaran massa yang marah akibat percekcokan dan adu mulut dengan Kiai HN, sebelumnya.
Di tengah kemelut tersebut, mendadak berhembus isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bahwa, isunya, telah terjadi pemukulan terhadap Kiai HN, sehingga isu hoaks tersebut membuat massa sekonyong-konyong marah dan mulai menyerang Jimmy Sugito.
Tak pelak, lanjut Farman, pecahlah peristiwa pembacokan secara beramai-ramai terhadap Jimmy Sugito Putra, yang dilakukan oleh ketiga tersangka.
Akibatnya, Jimmy Sugito mengalami luka parah hingga dibawa ke RSUD Ketapang. Namun, nyawanya tidak tertolong.
"Kejadian pemukulan itu sendiri tidak ada, hanya saja kelompok ini itu terpisah, sehingga tidak mengetahui secara pasti isu tersebut. Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," pungkasnya.
Di lain sisi, dikutip dari TribunMadura.com, kematian Jimmy Sugito Putra, korban pembunuhan oleh sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura menjadi luka terdapat bagi pihak keluarga.
Mengapa tidak, korban yang juga sebagai pendukung sekaligus saksi dari Paslon Cabup Nomor urut 2 Slamet-Mahfudz itu dikenal memiliki kepribadian yang baik dan selalu mengedepankan sopan santun
Hal tersebut disampaikan Paman Korban, Abu Sidik. Dimana dirinya sangat mengenal keponakannya tersebut.
Abu Sidik mengatakan bahwa, dari kecil sampai korban berkeluarga hingga memiliki anak tidak pernah neko-neko dengan orang lain, termasuk tetangga dan warga lainnya.
"Keponakan (korban) saya ini sangat ramah, adat sopan santun ketimuran yang diterapkan oleh keponakan saya ini," ujarnya, Senin (18/11/2024).
Bahkan, dirinya sempat bertanya kepada warga lainnya di tempat tinggal korban.
Korban dinilai sangat baik dan taat bekerja. Sebab, meskipun tengah malam korban pergi ke lokasi kerja misalkan ada panggilan.
"Pekerjaan keponakan saya, petugas PLN jadi saat ada panggilan dari atasan ke lapangan dia langsung menuju ke lokasi," terangnya.
Pihaknya mewakili keluarga meminta kepada penegak hukum untuk menangkap seluruh pelaku dan menghukumnya seadil-adilnya karena, persoalan ini telah menghilangkan nyawa orang.
"Insyallah kalau dari keluarga tidak akan melakukan tuntutan seperti balas dendam, karena kita orang berpendidikan," tuturnya.
"Jadi kami hanya memohon kepada penegak hukum agar seluruh pelaku diamankan karena sejumlah pelaku telah terekam video dan jelas ciri-cirinya," imbuhnya.