SURYAMALANG.COM, BANGKALAN – Berjibaku dengan air laut dan kerasnya hempasan ombak di tengah laut sudah menjadi rutinitas sehari-hari masyarakat nelayan Kampung Bandaran dan Lebak, Kelurahan Pangeranan, Bangkalan, Madura.
Namun ketika musim penghujan tiba, mereka masih saja berurusan dengan genangan air akibat pendangkalan sungai yang tidak terurus pemerintah selama 20 tahun terakhir.
Meski ketinggian genangan air tidak sedalam lautan tempat para nelayan mencari ikan, namun luapan air sungai memasuki pekarangan hingga rumah-rumah warga.
Tidak adanya tanggapan dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan atas kondisi itu seolah semakin menambah derita masyarakat setempat.
“Selain karena air laut pasang, juga disebabkan pendangkalan sungai. Sudah lama tidak dikeruk sekitar 15-20 tahun."
"Kami sudah lapor ke mana-mana tetapi sampai sekarang belum ada tindakan, kami ya butuh tindakan, segera dikeruk,” ungkap Ahmad Hudan, warga Kampung Bandaran, Selasa (17/11/2024) malam.
Seiring bertambahnya populasi penduduk dari tahun ke tahun di perkampung Bandaran dan Lebak, semakin bertambah pula rumah-rumah terdampak genangan air akibat sedimen sungai tidak pernah dikeruk.
Hudan menjelaskan, rumah terdampak genangan air di RW 9 dan RW 11 Kampung Bandaran lebih dari 1000 unit. Sementara di pemukiman Kampung Lebak terdata sekitar 1500 unit rumah terdampak genangan air.
“Ketinggian air mencapai 60 Centimeter, kondisi seperti ini sudah empat hari, sungai memang seharusnya segera dikeruk. Pemkab Bangkalan harusnya sudah tahu kondisi ini karena sudah lama, sudah bertahun-tahun,” pungkasnya.