Saking kesalnya, saat konferensi pers usai pertandingan, Bernardo Tavares dua kali menggebrak meja.
Tavares juga membawa laptop untuk memperlihatkan keputusan wasit yang dianggap keliru.
Wasit Asep Yandis dinilai Tavares menerapkan standar berbeda dalam pengambilan keputusan saat pertandingan.
Bernardo Tavares menuturkan saat striker PSM Makassar, Balotelli melanggar bek Arema FC, Johan Alfarizi, wasit langsung melihat VAR.
Setelah itu mengeluarkan kartu merah langsung kepada penyerang asal Guinea-Bissau ini.
Namun, kondisi berbeda ketika penyerang sayap PSM Makassar, Ricky Pratama dilanggar gelandang Arema FC, Arkhan Fikri di kotak penalti pada menit 90+7. Wasit tak mengecek VAR.
“Kalian bisa cek di laptop situ, sangat jelas bahwa wasit kenapa tidak melihat hal tersebut" kata Bernardo Tavares kesal Senin (10/2/2025) mengutip TribunTimur.com.
"Kalau ini wasit yang bagus, dia pasti akan memberikan penalti tersebut karena ini clear, jelas lagi penalti,” lanjutnya.
“Apakah pemain kita di penalti itu mencetak gol atau tidak, kita tidak tahu" imbuhnya.
"Namun, paling tidak kejadian seperti ini seharusnya diberikan penalti,” tambah pelatih berlisensi UEFA Pro ini.
Baca juga: Update Klasemen Arema FC Setelah Hasil Imbang Lawan PSM Makassar, Masih Bertahan di Urutan 10
Bernardo Tavares melanjutkan, dari segi permainan Arema FC bermain dengan bagus bahkan, mempunyai peluang lebih banyak.
Namun Tavares mengungkit lagi wasit tidak memberikan keputusan yang adil di pertandingan.
Hal seperti ini menurutnya dialami PSM Makassar di beberapa pertandingan terakhir, seperti ketika melawan Persib Bandung dan Dewa United.
“Ini bukan alasan bagi kita, kenapa mereka (wasit) tidak cek seperti ini, entah pemain cetak gol atau tidak, itu hal yang lain" ungkap Tavares.
"Kalau benar-benar wasit fair, harusnya memberikan penalti, terlihat pemain Arema FC menendang pemain kita,” tuturnya.