Ramadan 2025

Bolehkah Mandi Junub Sengaja Dilakukan Setelah Subuh, Puasanya Tetap Sah? Ini Riwayatnya Dalam Hadis

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MANDI JUNUB RAMADHAN - Seseorang memegang semprotan air menggambarkan aktivitas mandi wajib puasa Ramadhan untuk artikel bolehkah mandi junub sengaja dilakukan setelah subuh sering dicari terutama saat bulan Ramadhan dibuat dengan canva.com, Kamis (13/3/25).

SURYAMALANG.COM, - Pertanyaan bolehkah mandi junub sengaja dilakukan setelah subuh sering dicari terutama saat bulan Ramadhan.

Biasanya seseorang menunda mandi junub karena cuaca yang dingin di malam hari atau memang belum sempat sehingga jadi tertunda. 

Alhasil, mandi junub baru bisa dilakukan setelah subuh, padahal sebelumnya harus melakukan ibadah puasa. 

Dalam situasi demikian, apakah puasa tetap sah meskipun belum mandi junub hingga subuh? 

Baca juga: 5 Amalan dan Doa Jelang Nuzulul Quran Sesuai Perilaku Nabi, Jatuh Tanggal 17 Maret Ramadhan 2025

Melansir Bimas Islam Kemenag RI, menurut para ulama, bagi orang yang junub di waktu malam bulan Ramadan, maka boleh baginya mandi junub setelah fajar atau setelah waktu subuh tiba. 

Tidak masalah bagi seseorang mandi junub atau mandi haid setelah subuh, puasanya tetap dinilai sah. 

Oleh karena itu, jika kita belum mandi junub hingga waktu Subuh, maka hal itu dibolehkan dan puasa kita tetap dinilai sah.

Meskipun demikian, tetap yang lebih utama adalah mandi junub sebelum waktu subuh agar bisa memulai puasa dalam keadaan suci dari hadas besar.

Baca juga: Doa Hari ke 12 dan 13 Bulan Ramadhan 2025 Bahasa Latin, Arab Lengkap dengan Artinya

Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu berikut: 

Artinya: Barangsiapa di waktu Subuh masih junub atau perempuan haid yang sudah suci sebelum fajar, kemudian keduanya tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi bagi keduanya. 

Riwayat Hadis

Melansir kemenag.go.id, dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّهُ لَقِيَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فِى طَرِيقٍ مِنْ طُرُقِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ جُنُبٌ. فَانْسَلَّ، فَذَهَبَ فَاغْتَسَلَ. فَتَفَقَّدَهُ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم. فَلَمَّا جَاءَهُ قَالَ: أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ؟ قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ لَقِيتَنِى وَأَنَا جُنُبٌ، فَكَرِهْتُ أَنْ أُجَالِسَكَ حَتَّى أَغْتَسِلَ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لاَ يَنْجُسُ. (متفق عليه

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Nabi saw bertemu dengannya di salah satu jalan kota Madinah, padahal ia masih dalam kondisi junub. Lalu ia segera pergi menghindar dan segera mandi.

Nabi saw pun mencari-carinya. Kemudian saat ia mendatanginya. Nabi saw bersabda, ‘Kamu dari mana wahai Abu Hurairah?’

Ia menjawab, ‘Wahai Rasulullah, tadi Anda menjumpaiku saat itu dalam kondisi junub, maka aku tidak senang untuk duduk-duduk bersamamu sehingga aku mandi dahulu.’

Lalu Rasulullah saw bersabda, ‘Subhanallah, sungguh orang mukmin itu tidak najis,’” (Muttafaqun ‘alaih).

Baca juga: 10 Amalan di Bulan Ramadhan 2025 Agar Tidak Menahan Nafsu dan Lapar Saja, Sederhana Pahala Berlipat

Menurut Ibnu Hajar, hadits ini menjadi petunjuk jika orang junub boleh menunda mandi junub dari waktu wajibnya meskipun sebenarnya yang lebih baik adalah segera melaksanakannya. (Ahmad bin Ali bin Hajar al-‘Asqalani, Fathul Bari [Beirut, Darul Ma’rifah:1379 H], juz I, halaman 391).

Halaman
123

Berita Terkini