“Lumpat kaitu (lari ke arah sumur),” jawab si ayah.
Tawaran Bantuan yang Ditolak
Dedi Mulyadi, yang prihatin dengan kondisi tersebut menawarkan solusi untuk pindah ke tempat tinggal yang lebih layak.
Namun, tawaran tersebut ditolak oleh sang ayah. Menurutnya, mereka tidak memiliki cukup uang untuk melanjutkan hidup di tempat baru.
Menanggapi hal ini, Dedi Mulyadi kemudian menawarkan bantuan biaya kontrakan sementara untuk melewati musim hujan yang rawan banjir.
Namun, bantuan itu kembali ditolak. Sang ayah beralasan air sungai selama ini hanya naik setinggi betisnya, sehingga merasa masih nyaman tinggal di sana.
Baca juga: Apa Itu Eigher Adventure Land? Proyek Rp 800 Miliar Disegel Dedi Mulyadi Pemiliknya Ronny Lukito
Baginya, yang lebih dibutuhkan adalah perbaikan bagian depan rumah dengan dinding pengaman agar rumah mereka lebih kokoh saat menghadapi banjir.
Sebagai bentuk kepedulian, Dedi Mulyadi akhirnya memberikan sejumlah uang untuk memperkuat struktur rumah tersebut.
Meskipun tidak bisa memberikan kenyamanan sepenuhnya, setidaknya bantuan itu dapat mengurangi risiko rumah mereka hanyut saat banjir besar melanda.
Kawasan di sekitar sungai Cikapundung memang tidak jarang dilanda banjir akibat meluapnya air sungai ketika hujan deras terjadi.
Beberapa rumah di pinggir sungai bahkan telah habis tergerus arus deras.
Termasuk ratusan rumah di Gang Apandi, Jalan Braga, Kota Bandung pun juga terendam banjir akibat luapan Sungai Cikapundung pada Sabtu (15/3/2025) lalu.
Total ada sekitar 250 rumah di sejumlah RW di Kelurahan Braga, Kota Bandung, terendam banjir.
Ketua RT 02 Braga, Opik, mengatakan, air tiba-tiba masuk ke permukiman warga, tidak lama setelah hujan deras turun pada Sabtu sore.
“Tadi banjirnya datang pas jam limaan,” ujar Opik, Sabtu mengutip TribunJabar.id.