SURYAMALANG.COM, - Kondisi gedung DPRD Kota Malang setelah demo yang dilakukan Arek-Arek Malang Turun Ke Jalan pada Minggu (23/3/2025) malam cukup parah.
Total ada dua bangunan yang mengalami kerusakan parah dan salah satunya hangus dibakar massa.
Demo tolak UU TNI yang terjadi di Malang diselimuti kobaran api dan banyak korban berjatuhan terutama dari massa aksi akibat bentrok dengan aparat.
Banyak postingan foto hingga video yang berseliweran di media sosial X sejak Minggu malam menunjukkan suasana mencekam yang terjadi saat kerusuhan.
Baca juga: Jumlah Korban Demo Malang Trending Gedung DPRD Berkobar Api: 10 Massa Aksi Hilang Kontak, Luka-luka
Beberapa massa aksi tampak terluka pada bagian mulut hingga mengeluarkan darah, ada pula yang jatuh pingsan tidak sadarkan. Beberapa dari mereka tergeletak di jalanan.
Akibat peristiwa itu tagar #Malang menjadi trending topic paling populer di X hingga Senin (24/3/2025) dengan ribuan postingan membahas kejadian itu.
Kerusuhan benar-benar bisa dihentikan setelah pendemo berhasil dipukul mundur oleh polisi serta TNI hingga massa langsung membubarkan diri.
Pasca-kerusuhan, gedung DPRD Kota Malang mengalami kerusakan parah.
Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Rimzah yang turun langsung ke lokasi membenarkan hal tersebut dan saat ini masih didata apa saja kerusakannya.
"Jadi, saya datang dan akan berkoordinasi dengan teman-teman dinas terkait dan pak Sekretaris Dewan (Sekwan) juga sudah kami panggil. Untuk segera mendata kerusakannya sejauh mana," jelasnya, Minggu.
Baca juga: Trending Demo Malang Ricuh, Tim Medis Jadi Sasaran Kekerasan Aparat, Tolak UU TNI Massa Berjatuhan
Dari kerusakan yang terjadi, yang paling mencolok adalah bangunan pos gedung DPRD Kota Malang.
Karena satu pos dibakar massa dan satu pos lainnya rusak berat.
"Yang terbakar itu pos di sebelah kiri, dan itu buat tempat menyimpan barang-barang bekas" terang Rimzah
"Memang, kondisinya agak parah dan kami bersama teman-teman di Sekwan akan hadir semua (mengecek kerusakan yang terjadi)," ungkapnya.
Dalam aksi anarkis itu, massa juga berhasil menjebol pagar sisi utara gedung DPRD Kota Malang.
Baru kemudian mereka membakar salah satu pos gedung DPRD Kota Malang dan satu pos lainnya dirusak hingga atapnya hancur.
Rimzah mengaku menyayangkan adanya kejadian tersebut.
Menurutnya, pihak DPRD Kota Malang selalu terbuka menampung serta mendengarkan aspirasi masyarakat.
"Kami telah siap menerima audiensi, dan semua fraksi juga sudah mendapat arahan. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk duduk bersama," ujar Rimzah, Minggu (23/3/2025).
Baca juga: DAFTAR Lengkap Tuntutan Demo Mahasiswa Tolak Revisi RUU TNI di Gedung DPR:Mengembalikan TNI ke Barak
Rimzah mengungkapkan pada intinya, DPRD Kota Malang berpegang pada prinsip untuk membangun ruang dialog bersama.
Namun belum sempat bertemu langsung dengan massa aksi, ternyata situasi berubah jadi kacau dan anarkis.
"Sebenarnya dari tadi siang, kami sudah siap. Ternyata, suasananya tidak kondusif," tambahnya.
Rimzah juga mengapresiasi langkah cepat yang dilakukakan oleh polisi dan TNI. Sehingga, aksi anarkis itu tidak semakin memburuk.
"Saya baru saja berbuka puasa, dapat kabar dari teman-teman di kepolisian dan langsung turun ke lokasi" ujarnya.
"Saya mengapresiasi TNI-Polri yang cepat menangani situasi ini, sehingga tidak semakin memburuk," ungkap Rimzah.
Rimzah menambahkan, pihak DPRD Kota Malang tidak pernah menutup pintu bagi siapa pun yang hendak menyampaikan pendapat.
"Kami siap menerima, di dalam, di luar, di bawah hujan, di bawah terik matahari sekalipun. Kami ingin membangun narasi bersama," terangnya.
Baca juga: Massa Arek-Arek Malang Turun Ke Jalan Demo Tolak UU TNI Dibubarkan, 7 Petugas Terluka
Saat disinggung aksi-aksi lanjutan yang mungkin akan terjadi, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah tersulut emosi atau terprovokasi.
"Kami ingin menjaga Malang tetap kondusif. Jangan sampai diprovokasi oleh hal-hal yang buruk atau merugikan kita semua," jelasnya.
Rimzah juga menyinggung soal UU TNI yang jadi pemicu aksi demo tersebut.
"Karena kami di DPRD Kota Malang, bukan untuk membatalkan ataupun menolak tetapi kami memberikan masukan" kata Rimzah.
"Jikalau ada usulan dari masyarakat Kota Malang (terkait permasalahan UU TNI), maka kami akan sampaikan ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu DPR RI," tukasnya.
(Reporter Suryamalang/Kukuh Kurniawan)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp