Tahun 2025 ini, tradisi Kupatan Pekauman digelar pada 8 Syawal atau bertepatan pada 7 April 2025.
Salah satu warga Pekauman, Nur Fathonah (42), mengatakan, usai hari raya Idulfitri, warga di Pekauman biasanya melanjutkan puasa Syawal selama enam hari.
Baru setelah itu mereka merayakan lebaran.
“Ini sudah dimulai dari nenek moyang. Sudah menjadi tradisi turun-temurun, dan hanya di Pekauman yang merayakan seperti ini, Lebaran ketupat di Pekauman ini adalah ciri khas, dirayakan setiap tanggal 7 Syawal,” kata Nur.
Ia menambahkan, menu makanan andalan yang disajikan adalah lontong cap gomeh.
Namun, seiring berjalannya waktu, menu yang disajikan makin variatif.
"Agar lebih praktis, kita biasanya itu, orang-orang mengganti dengan menu yang lebih mudah, misalkan lontong, bakso, sate, begitu," jelasnya.
Adapun jumlah porsi yang disediakan tergantung tuan rumah masing-masing.
"Tergantung tamu dan kemampuan tuan rumah masing-masing. Kalau saya menyediakan 300 porsi," tuturnya.
Pada momen tradisi Kupatan Pekauman kali ini, tampak dihadiri oleh Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani.
Pria yang akrab disapa Gus Yani menyebut, tradisi Kupatan Pekauman ini digagas oleh Kiai Baka, yang sudah berjalan lebih dari satu abad.
"Mungkin sudah lebih dari satu abad, atau bahkan dua abad lebih. Tradisi itu terjaga di Kelurahan Pekauman," jelas Bupati Gresik.
Tradisi Kupatan ini, sambung dia, dimulai sejak tanggal 2 Syawal. Di mana, warga setempat mengawalinya dengan puasa Syawal.
“Dimulai tanggal 2 Syawal, lalu puasa enam hari. Hari ketujuh baru meriah. Hampir semua rumah masak ketupat dan lodeh,” jelasnya.
Bupati Gus Yani menambahkan, tradisi Kupatan ini terbuka untuk siapa saja. Terutama bagi yang belum tahu tentang tradisi lebaran Kupatan Pekauman.
Masyarakat dari manapun boleh datang. Dari Wringinanom, Driyorejo, Ujungpangkah, Panceng, silakan. Datang habis Maghrib atau Isya.
"Semua rumah dibuka, dan boleh mencicipi masakan ketupat di Tradisi Kupatan Pekauman ini,” imbuhnya.