"Si pelakunya itu nunggu sampe pasiennya agak sadar sekitar jam 4 pagi. Pelaku keliatan pokonya mondar-mandir di lorong lt 7."
"Korbannya sadar sekitar jam 4/5 pagian terus keliatan jalan di lorong lt 7 tapi sambil agak sempoyongan gitu," tulis keterangan postingan.
Namun setelah beberapa jam tak sadarkan diri, korban merasakan hal aneh di organ intimnya.
Ternyata dokter SPOG menemukan adanya dugaan tindak asusila yang dialami korban.
"Terus abis cross match itu, pasiennya tuh ngeluh kok yang sakit bukan cuma tangan bekas akses IV tapi di kemaluan juga sakit."
"Akhirnya si korban minta visum ke SPOG. Ketahuan lah ada bekas sperma. Terus di MCHC 7 itu juga setelah dicek ada bekas sperma bercecer di lantai. Besokannya MCHC 7 dipasang police line," sambungnya.
Setelah kejadian tersebut, korban pun melapor ke kepolisian.
Pelaku akhirnya resmi ditangkap dan ditahan pada 23 Maret 2025.
Pelaku Dipecat dan Kemenkes Beri Sanksi Tegas
Baca juga: Kisah Pemuda Mendadak Kaya Setelah Lulus Kuliah, 20 Tahun Hidup Miskin Ternyata Anak Konglomerat
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan sanksi tegas terhadap pelaku.
Unpad memastikan akan menindak tegas dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) atau dokter residen Fakultas Kedokteran Unpad terhadap anggota keluarga pasien.
Pelaku yang melakukan aksi bejat tersebut berinisial PAP (31) kini telah diringkus oleh Polda Jabar atas dugaan pemerkosaan.
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan pihak Unpad telah menerima laporan tersebut.
Unpad dan RSHS mengecam keras segala bentuk kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang terjadi di lingkungan pelayanan kesehatan dan akademik.
“Unpad dan RSHS berkomitmen untuk mengawal proses ini dengan tegas, adil, dan transparan, serta memastikan tindakan yang diperlukan diambil untuk menegakkan keadilan bagi korban dan keluarga serta menciptakan lingkungan yang aman bagi semua,” tulis keterangan itu diterima pada Rabu (9/4/2025).