DLH juga menggandeng Kader Surabaya Hebat (KSH) untuk melakukan sosialisasi pemilahan dan pengelolaan sampah dengan target 500 RW menuju zero waste.
"Kami menargetkan dapat mengelola sampah sejak dari RW di masing-masing wilayah. Saat ini sudah ada sekitar 130 kampung dengan predikat menuju Zero Waste," kata Dedik.
Nantinya, masing-masing RW akan terintegrasi dengan bank sampah. Dengan 680 bank sampah unit ditambah 4 bank sampah induk, pengelolaan sampah bisa mencapai 20 ton perhari.
Pemkot Surabaya juga akan menggandeng sejumlah pihak swasta dalam mengelola sampah. Di antaranya, melalui kerjasama dalam pola Refuse Derived Fuel atau RDF.
RDF merupakan pengolahan sampah dengan dikeringkan untuk menurunkan kadar air hingga lebih dari 25 persen. Melalui pencacahan terlebih dahulu, RDF akan menyeragamkan ukurannya menjadi 2-10 cm.
Hingga saat ini sudah ada dua perusahaan yang akan ikut terlibat dalam pengelolaan sampah ini. "Total kapasitasnya bisa mencapai 335 ton perhari," katanya.
Pemkot Surabaya pada prinsipnya mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah.
"Dengan adanya kampung percontohan pengurangan sampah/kampung zero waste hingga kampus zero waste, maka partisipasi masyarakat menjadi strategis dalam hal mengurangi sampah," tandas Dedik.
Permasalahan sampah menjadi isu nasional. Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia (LH RI) Hanif Faisol Nurofiq telah memetakan 33 kota yang diindikasi memiliki timbulan sampah 1000 ton per hari.
Menurut Hanif, permasalahan ini tidak dilakukan dengan cara mengubah budaya masyarakat secara cepat, sehingga perlu adanya energi masif dalam menangani timbulan sampah tersebut.
Presiden RI Prabowo Subianto pun telah memberikan atensi terhadap pengelolaan ini.
“Ini sedang digodok di level kabinet, mudah-mudahan tidak terlalu lama [rencana strategis] diselesaikan, sehingga kita akan mempunyai penyelesaian terhadap sampah yang timbulannya besar,” kata Hanif, saat ditemui usai acara Forum Lingkungan Hidup Seluruh Indonesia di ruang Diamon, Grand City Convex Surabaya lalu.
Menteri Hanif mengapresiasi pengelolaan sampah yang telah diterapkan oleh Pemkot Surabaya.
Menurutnya, penyelesaian permasalahan sampah di Kota Surabaya berjalan masif melalui waste energy melalui proses gasifikasi.
“Surabaya salah satu kota yang mencoba menyelesaikan (sampah) secara masif melalui waste energi melalui gasifikasi, dan Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) masih mempunyai target kinerja utama yang menjadi rujukan penanganan sampah di kota. Surabaya selesai (permasalahan) sampah, insyaallah Jawa Timur klir," katanya.