Satu hari alat berat bekerja selama 8 jam, sehingga butuh biaya Rp 7,2 juta per hari.
Sementara dibutuhkan sekurangnya 7 hari untuk membersihkan total.
"Tinggal dihitung saja, Rp 7,2 juta dikali 7 hari. Rp 50 juta lebih sedikit," ungkapnya.
Sementara saat ini Pokdarwis Pantai Gemah tengah membangun panggung kesenian di depan sekretariat.
Karena itu Rojikin masih berharap bantuan para pihak terkait, terutama yang selam ini juga mendapat keuntungan dari Pantai Gemah.
Sebab jika situasi banjir sampah ini dibiarkan, maka tidak ada wisatawan yang mau datang.
"Wisatawan bablas ke Trenggalek, karena Pantai Gemah penuh sampah. Kita semua ikut rugi," tegasnya.
Banjir sampah ini selalu berulang, setiap kali musim cuaca ekstrem di Trenggalek dan Tulungagung.
Rojikin berharap ada solusi permanen untuk mengatasi banjir sampah ini.
Jika tidak maka destinasi wisata pantai di Tulungagung akan kalah dengan Kabupaten Trenggalek.
"Harus diatasi, seperti pemasangan jaring di sungai untuk mencegah sampah masuk ke laut."
"Kalau dibiarkan terus seperti ini, kita tidak bisa bersaing," pungkasnya.