“Antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama,” tegas Djuhandhani dalam konferensi pers, Kamis (22/5/2025).
Djuhandani mengatakan, penyelidik mendapat dokumen asli ijazah sarjana atas nama Joko Widodo pada tanggal 3 November 1985.
Dokumen ini sudah diuji secara laboratorium forensik, dengan stempel pembanding dari tiga rekan Jokowi.
Uji laboratorium ini menyangkut bahan kertas, pengaman kertas, teknik cetak, tinta tulisan tangan, cap stempel, tinta tanda tangan milik dekan dan rektor.
"Dipastikan, antara bukti dan pembanding adalah identik atau berasal dari satu produk yang sama," katanya.
Atas hasil ini, Bareskrim menyimpulkan tidak ditemukan adanya tindak pidana yang dilaporkan oleh Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) yang diwakili Eggy Sudjana.
"Penyelidikan ini bukan hanya menjawab dumas (pengaduan masyarakat), namun kami dari kepolisian memberikan pemahaman kepada masyarakat fakta-fakta yang kita dapatkan. Kita berharap situasi menjadi semakin tenang," tegasnya.
Respons Roy Suryo
Terkait bukti-bukti dari Bareskrim Polri yang menyatakan ijazah Jokowi asli ini, Roy Suryo masih meragukannya.
Dia tetap menuding ijazah Jokowi sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM itu palsu.
"Bareskrim kita apresiasi dulu ya dengan hasil hari ini mengikuti saran saya untuk menyampaikan tahap-tahapnya."
"Tapi ini kan baru disampaikan tahap-tahapnya ada uji tinta, uji kertas, hasilnya belum," ungkap Roy Suryo dalam program Sapa Indonesia Petang Kompas TV, Kamis.
Roy Suryo mengatakan, Dirtipidum Bareskrim Polri sepanjang konferensi pers mengatakan ijazah Jokowi identik dengan ijazah lainnya.
Namun, menurut Roy Suryo, apa yang disampaikan Bareskrim Polri belum final.
"Sepanjang awal tadi Pak Dirtipidum mengatakan identik, jadi hanya mengidentifikasi ini sama dengan ini, yang diidentifikasi lainnya itu kalau dalam ilmu pengetahuan research ini gold standard atau enggak? Ini sudah diuji belum, itu asli atau enggak? Jangan sampai kemudian yang ini sama produksinya. Jadi diproduksi dulu yang sama kemudian dibandingkan ya sama."
"Jadi yang final itu adalah pengadilan, ini belum. Ini baru sepotong cercah alat bukti yang kemudian diverifikasi. Jadi hasil yang ilmiah itu harus berani diuji lagi," ungkapnya.
Tak hanya itu saja, Roy Suryo juga mempertanyakan perihal ijazah Jokowi yang tidak secara jelas ditunjukkan kepada masyarakat.
"Tadi panjang lebar, panjang kali lebar, mana ijazahnya? Ijazahnya enggak pernah ditampilkan."
"Jadi kita kayak diceritain panjang, kayak cerita dongeng aja tadi tapi ijazahnya enggak ada," ungkap Roy Suryo.
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp