SURYAMALANG.COM, BLITAR - Ratusan warga dari empat kecamatan menggelar aksi damai menolak aktivitas tambang pasir di aliran lahar Kaliputih di depan gedung DPRD Kabupaten Blitar, Kamis (19/6/2025).
Warga menganggap aktivitas tambang pasir terutama yang menggunakan alat berat merusak sumber mata air di lokasi.
Ratusan warga dari empat kecamatan, yaitu, Gandusari, Garum, Talun, dan Kanigoro datang ke gedung DPRD Kabupaten Blitar dengan mengendari truk dan mobil.
Warga membawa sejumlah poster bertuliskan, antara lain, 'penambang makmur petani hancur' dan 'kami bosan hanya diam melihat lingkungan kami terus dijarah'.
Warga sempat berorasi di depan gedung DPRD Kabupaten Blitar. Aksi damai warga juga mendapat pengamanan dari Polres Blitar.
Setelah berorasi, perwakilan warga masuk untuk beraudensi dengan anggota DPRD Kabupaten Blitar.
Sedang warga lainnya menunggu sambil terus berorasi di luar gedung DPRD Kabupaten Blitar.
Perwakilan warga, Sofid Azhari mengatakan aksi damai ini diikuti perwakilan warga dari empat kecamatan, yaitu, Gandusari, Garum, Talun, dan Kanigoro.
Dalam aksi ini, warga dan petani menyampaikan aspirasi menolak adanya aktivitas tambang pasir di aliran lahar Kaliputih.
"Warga dan petani di empat kecamatan tidak setuju adanya aktivitas tambang pasir di daerah Sumberagung, Gandusari atau di pertambangan Kaliputih," kata Sofid, perwakilan warga dari Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari.
Menurutnya, aktivitas tambang pasir berdampak terhadap sumber air di lokasi. Sumber air menjadi keruh dan debitnya berkurang.
Akibatnya, hasil pertanian di beberapa desa di empat kecamatan tidak bagus karena sumber air kualitasnya menurun.
"Aktivitas tambang pasir dampaknya tidak baik untuk pertanian. Selain itu, lalu lalang truk pasir juga menyebabkan polusi."
"Jalan desa juga rusak akibat truk pasir. Intinya kami ingin aktivitas tambang ditutup," ujarnya.