SURYAMALANG.COM, BANGKALAN – Dua orang jemaah haji asal Bangkalan meninggal dunia di dalam pesawat terbang, dalam penerbangan pulang ke Surabaya, Jumat (20/6/2025) pagi.
Kronologis meninggalnya 2 jemaah haji ini diungkap oleh keluarga yang ikut mendampingi.
Hj Salimah Deman Sadih binti Deman (85), warga Kampung Burneh Barat, Desa/Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan menghembuskan nafas terakhir hanya berselang sekitar 7 menit dari meninggalnya Hj Mukatin Wakimin Samin binti Wakimin (67), warga Perumahan Pondok Halim 2, Kecamatan Burneh.
Keduanya sama-sama berada di pesawat yang sama.
Suasana duka mendalam tergambar di rumah duka almarhumah Hj Salimah Deman Sadih binti Deman (85), warga Kampung Burneh Barat, Desa/Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jumat (20/6/2025) pagi.
Hj Salimah wafat sekitar 7 menit setelah Hj Mukatin yang tempat duduknya hanya terpaut tiga baris kursi ke arah belakang dari kursi Hj Salimah.
Keduanya tergabung dalam kloter 29 Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) Kota Bangkalan.
Kloter ini bertolak menuju Arab Saudi pada 9 Mei 2025.
“Tidak ada firasat sebelumnya. Tapi sekitar enam jam sebelum naik pesawat, umik (Hj Salimah) saya mengeluh sakit pada punggung,” ungkap anak bungsu dari almarhumah Hj Salimah, H Adnan saat ditemui di rumah duka kepada Tribun Madura (Grup SURYAMALANG.COM).
H Adnan turut berangkat bersama almarhumah menunaikan ibadah haji.
Kepanikan disebutnya sempat tersaji di dalam pesawat menjelang ibu beserta Hj Mukatin menghembus nafas terakhir.
Bahkan dokter pendamping kloter 29 disampaikan Adnan sempat menangis ketika sedang memberikan tindakan medis.
“Satu jam sebelum pesawat mendarat di Juanda, umik (Hj Salimah) minta di antar ke toilet, di toilet ketika saya hendak ganti popok mengeluh pusing. Saya bilang (pusingnya) jangan di sini karena banyak orang antre yang mau ke toilet. Setelah ganti popok, keluar toilet dan masih bisa berjalan kembali ke kursi,” tutur H Adnan.
Setiba di tempat duduk H Adnan membantu ibundanya yang ternyata sudah tidak mampu mengangkat keduanya pahanya.
Setelah memasangkan safety belt milik Hj Salimah, H Adnan kemudian mendengar suara kegaduhan dari arah belakang, tepatnya di kursi Hj Mukatin.