SURYAMALANG.COM, - Sebagian preman pelaku pengeroyokan terhadap perwira aktif TNI Angkatan Laut (AL), Letda Laut (PM) Abu Yamin masih buron.
Enam orang pelaku mengeroyok Letda Abu Yamin hingga bercucuran darah di dekat jalur keberangkatan bus Terminal Arjosari, Kota Malang pada Kamis (26/6/2025) sekira pukul 18.30 WIB
Video pasca-pengeroyokan sempat viral di media sosial menunjukkan kondisi Abu Yamin yang terluka parah di bagian wajah dan kepala.
Seorang pria tampak membantu Abu Yamin memunguti barang yang berjatuhan, namun korban yang masih sadar terlihat sempoyongan.
Baca juga: Nasib 6 Preman Terminal Arjosari Malang Terancam Dipecat Keroyok Letda Abu Yamin, Mandor dan Jupang
Dari informasi, enam pelaku terdiri dari juru panggil penumpang (jupang) dan mandor.
Tiga orang sudah ditangkap berinisial MA, DS dan MNH.
Sedangkan tiga orang lainnya masih buron termasuk seorang mandor bernama Takim, masih dalam pengejaran.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi baru-baru ini menyatakan sikap atas peristiwa itu.
Kristomei memastikan bakal membantu polisi dalam mengusut kasus tersebut.
“TNI akan membantu penuh pihak kepolisian dalam memburu dan menangkap para pelaku" kata Kapuspen dalam keterangannya, dikutip Minggu (29/6/2025).
Baca juga: Kondisi Luka Letda Abu Yamin Dikeroyok Preman Terminal Arjosari Malang, Sosok Mandor Jadi Buruan
TNI juga telah memegang data para pelaku, sehingga tinggal menunggu waktu untuk menangkap para preman itu.
"Data para pelaku sudah kita dapatkan," jelas Kristomei.
Lebih lanjut, Kristomei menyoroti aksi premanisme yang dilakukan para pelaku terhadap Letda Abu Yamin.
"Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memberantas segala bentuk premanisme yang meresahkan,” tambahnya.
Berdasarkan informasi awal, insiden bermula dari perselisihan antara korban, yang merupakan anggota TNI AL, dengan seorang juru panggil penumpang (calo) di area Terminal Arjosari.
Perselisihan itu kemudian berkembang menjadi aksi kekerasan, ketika sejumlah orang yang diduga rekan calo tersebut secara brutal mengeroyok korban.
Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka parah dan segera dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis.
Baca juga: Dugaan Penyebab Letda Abu Yamin Dikeroyok Preman Terminal Arjosari Malang, Sering Ngopi di TKP
Kristomei menekankan, segala bentuk kekerasan terhadap aparat negara tidak bisa ditoleransi dan harus diproses secara hukum.
Kapuspen menegaskan, pelaku akan diproses sesuai aturan yang berlaku untuk menimbulkan efek jera.
“Siapa pun pelakunya, akan diproses secara hukum untuk mendapatkan efek jera" terang Kristomei.
"Kami menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak takut melaporkan tindakan premanisme" imbuhnya.
"Negara tidak boleh kalah oleh preman,” ujar Kapuspen.
Menanggapi kejadian tersebut, TNI mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terprovokasi.
Seluruh proses hukum, kata Kristomei, sepenuhnya diserahkan kepada aparat kepolisian.
“TNI akan terus bersinergi menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah-wilayah rawan, termasuk terminal dan fasilitas publik lainnya," tutur dia.
Keterangan Kadispenal
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) juga telah buka suara mengenai kasus pengeroyokan yang menimpa anggotanya.
Kadispenal Laksamana Pertama (Laksma) Tunggul membenarkan Letda Abu Yamin merupakan anggota aktif TNI AL yang bertugas di Lamtamal V Surabaya.
Meski bertugas di Surabaya, namun kata Tunggul, Abu Yamin berdomisili di Malang.
"Yang bersangkutan bertugas di Lamtamal V Surabaya dan berdomisili di Malang" ucapnya mengutip KompasTV (grup suryamalang), Sabtu (28/6/2026).
Baca juga: Kondisi Terkini Terminal Arjosari Kota Malang Selepas Insiden Perwira TNL AL Dikeroyok
Tunggul menjelaskan, anggotanya saat itu sedang dalam perjalanan dari Surabaya ke Malang setelah menyelesaikan tugas dinas.
"Kamis malam sekitar pukul 18.30, usai perjalanan dinas dari Surabaya, ia sempat beristirahat di Terminal Arjosari" lanjutnya.
"Kemudian terjadilah insiden pengeroyokan,” jelas Tunggul.
Pihak TNI AL memastikan saat kejadian, anggotanya tidak sedang menjalankan tugas aktif melainkan dalam perjalanan pulang.
Insiden terjadi di luar jam kerja, saat Abu Yamin hendak pulang ke rumahnya di Malang.
Terkait penyebab pengeroyokan, Laksma Tunggul menyatakan proses pendalaman masih terus dilakukan.
“Latar belakang kejadian masih dalam pemeriksaan oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) Malang yang juga berkoordinasi dengan Polresta Malang Kota,” terang Tunggul.
Baca juga: Sosok Perwira TNI AL yang Dikeroyok di Terminal Arjosari Malang Dikenal Baik Oleh Pedagang Asongan
Menurut Tunggul, hingga kini, Abu Yamin masih menjalani perawatan intensif di RSUD Saiful Anwar, Malang.
Korban mengalami luka-luka yang belum bisa dijelaskan secara detail.
“Kalau untuk jenis luka masih dalam proses penanganan, kami belum bisa menyampaikan secara detail,” katanya lagi.
Berawal dari Cekcok
Sebelumnya, Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, mengonfirmasi pengeroyokan terhadap Abu Yamin berawal dari cekcok.
“Kronologi awal secara garis besar diawali dengan cekcok. Namun, pemicu cekcok itu masih belum kami ketahui secara pasti," ujar Mega diwawancarai, Jumat (27/6/2025).
Baca juga: VIDEO Perwira TNI Al Dikeroyok Preman di Terminal Arjosari Malang, POMAL Sudah Tangkap 3 Pelaku
Menurut Mega, insiden tersebut terjadi sangat cepat.
Korban tiba-tiba diserang oleh para pelaku secara membabi buta.
Setelah kejadian tersebut, Abu Yamin diselamatkan oleh kru lain dan dibawa ke ruang informasi terminal untuk diamankan.
Petugas terminal segera menghubungi Polsek Blimbing dan layanan ambulans.
Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Saiful Anwar dalam kondisi tidak sadarkan diri.
"Info dari lapangan, pelakunya diduga merupakan jupang" kata Mega.
"Namun, kami masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut untuk memastikan tidak ada pihak luar yang terlibat," imbuhnya.
Baca juga: FAKTA-FAKTA Perwira TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari Malang: Dibawa ke RS, 3 Preman Ditangkap
Pasca-kejadian, aparat dari kepolisian dan Polisi Militer Angkatan Laut (POMAL) langsung turun ke lokasi.
Hingga kini, baru tiga orang terduga pelaku yang ditangkap.
"Kasus ini ditangani bersama oleh Kepolisian dan POMAL" ungkap Mega.
"Tiga orang sudah diamankan, sementara yang lain masih dalam pengejaran," pungkasnya.
(Suryamalang.com/Kompas.com/Kukuh Kurniawan)
Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp