SURYAMALANG.COM – Bulan Muharram dan Safar, yang datang setelah puncak musim haji, sejatinya menawarkan sebuah kesempatan beribadah umrah yang cukup menarik.
Sebab, berdasarkan rekap data Ditjen PHU Kemenag RI Tahun 2022 - 2024, catatan keberangkatan jamaah umrah pasca musim haji cenderung menurun.
Padahal, sejatinya periode waktu bulan Muharram dan bulan Safar memiliki nilai religius tersendiri saat menjalankan ibadah umrah.
Periode ini seringkali menjadi pilihan ideal bagi mereka yang mendambakan pengalaman ibadah yang lebih tenang dan mendalam, jauh dari hiruk pikuk keramaian yang biasa terjadi di musim-musim padat.
Memahami keistimewaan waktu ini dapat membantu calon jamaah dan keluarga merencanakan perjalanan suci yang lebih bermakna.
Keutamaan Umrah Bulan Muharram dan Bulan Safar
Bulan Muharram memiliki kedudukan istimewa sebagai salah satu bulan suci dalam kalender
Hijriyah, yang disebut juga sebagai Syahrullah atau Bulan Allah. Allah SWT berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan… di antaranya empat bulan
haram…” (QS. At-Taubah: 36).
Sementara itu, bulan Safar seringkali disalahpahami dengan mitos kesialan di masa lalu.
Namun, Islam justru menegaskan bahwa bulan Safar adalah waktu yang baik untuk meningkatkan kedekatan dengan Allah SWT melalui ibadah.
Memilih umrah di bulan Safar dapat menjadi keuntungan tersendiri karena jumlah jamaah yang cenderung lebih sedikit, memungkinkan ibadah yang lebih tenang dan hening, serta konsentrasi yang lebih mendalam dalam setiap ritual.
Anjuran Umrah dan Tips Menjaga Kesehatan
Periode umrah Muharram dan umrah Safar dikenal sebagai "musim sepi" setelah musim haji, yang berarti keramaian di Tanah Suci jauh lebih terkendali dibandingkan bulan Ramadhan atau musim liburan.
Kondisi ini memungkinkan pengalaman ibadah yang lebih leluasa, dengan tawaf yang lebih nyaman, antrean ziarah yang lebih singkat, serta suasana yang lebih tenang untuk berdzikir dan berdoa, menciptakan kekhusyukan yang mendalam.
Namun, perlu diperhatikan bahwa Muharram 2025 jatuh pada bulan Juni-Juli, yang merupakan
musim panas terik di Makkah dan Madinah, dengan suhu siang hari yang bisa mencapai 42 derajat Celcius.