SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Restu Novy Widiani angkat bicara terkait banyaknya siswa Sekolah Rakyat (SR) yang mundur di Kabupaten Jember.
Sebagaimana sempat diberitakan ada sebanyak 30 siswa sekolah rakyat yang menyatakan mundur.
Dari jumlah tersebut, rincinya 20 siswa dari jenjang SD, 10 dari jenjang SMP.
Novy mengelak bahwa ada banyak siswa sekolah rakyat yang mundur.
Tapi para siswa bahkan undur diri sebelum pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SR dimulai.
“Jember itu bukan mundur. Karena belum dimulai. Jadi pada saat belum ditetapkan MPLS. Ketika tidak jadi, kami penjangkuan kembali dengan merekrut murid baru. Khusus di Jember, kami sudah kontak. Kami pastikan sudah ada penggantinya,” kata Novi, Rabu (6/8/2025).
Menurutnya, ada sebanyak tiga murid yang memutuskan tidak jadi bersekokah di SR. Semuanya murid asal Jember. Mereka mundur karena alasannya pihak murid dan orangtuanya yang belum siap.
“Memang ada beberapa yang kami pantau, ada yang tidak jadi masuk SR dengan beberapa pertimbangan. Kami tidak memaksa dengan keputusan tidak jadi,” tegas Novi.
Lebih lanjut Novi membeberkan alasan siswa sekolah rakyat yang mundur. Dikatakannya faktor utamanya adalah ada belum kesiapan dari orang tua.
“Tapi kami pastikan posisi yang ditinggalkan sudah ada penggantinya. Alasan berpisah orangtua sesuatu yang sulit. Kan boarding school. Ketidaksiapan bukan dari anaknya saja. Tapi orang tuanya juga,” ungkap Novi.
Ia memastikan sejauh ini di Jatim menyiapkan sejumlah 19 sekolah rakyat.
Semua lokasi sudah berjalan tidak ada kendala.
Dari jumlah 19 sekolah rakyat yang disiapkan, saat ini sudah ada sebanyak 15 SR yang operasional.
Sebanyak 12 SR masuk tahap 1A.
Kemudian tiga ikut tahap 1B yang operasioanal awal Agustus.
Rencananya, ada empat lagi yang operasional pada pertengahan Agustus nanti.