Rismon Kecewa dengan Ucapan Jokowi Soal Orang Besar di Balik Kasus Ijazah Palsu, Merasa Direndahkan

Penulis: Frida Anjani
Editor: Frida Anjani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IJAZAH PALSU - Ahli digital forensik Rismon Sianipar (KIRI) mengaku kecewa dengan ucapan Jokowi terkait ada orang besar di balik kasus ijazah palsu.

SURYAMALANG.COM - Ucapan Jokowi terkait ada orang besar di balik kasus ijazah palsu dirinya kini berbuntut panjang. 

Terbaru, ahli digital forensik Rismon Sianipar mengaku kecewa dengan ucapan mantan Presiden Jokowi itu. 

Rismon menilai pernyataan tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap integritas dan independensinya.

Pernyataan Jokowi itu sebelumnya disampaikan dalam konteks menjawab berbagai isu yang menyerang dirinya dan keluarga, termasuk tudingan pemalsuan ijazah serta wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Jokowi, terdapat manuver politik besar yang menjadi latar belakang isu-isu tersebut.

Baca juga: Kemana Atalia Praratya Saat Ridwan Kamil Tes DNA dengan Anak Lisa Mariana? Pilih Tak Dampingi Suami

Namun, Rismon justru merasa pernyataan itu seolah menyudutkan dirinya dan rekan-rekannya sebagai pihak yang digerakkan oleh kekuatan politik tertentu.

“Dengan tuduhan serius dari Pak Jokowi yang mengatakan ada tokoh besar di balik polemik ijazah palsu, kami merasa direndahkan. Seolah-olah kami ini diatur-atur oleh kepentingan politik,” ujar Rismon, Rabu (6/8/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update mengutip Tribun Solo.

Somasi Diajukan, Rismon Desak Jokowi Cabut Pernyataan

Rismon mengungkapkan bahwa pihaknya secara resmi telah melayangkan somasi kepada Jokowi sebagai bentuk protes atas tudingan tersebut.

Ia menyatakan bahwa mereka tidak memiliki dukungan dari kekuatan politik manapun dan hanya ingin mengedepankan pertanggungjawaban akademis atas analisis forensik yang mereka lakukan.

“Kami tidak punya ‘orang besar’, tidak ada pendana, tidak ada kepentingan politik. Maka dari itu kami layangkan somasi agar Pak Jokowi mencabut pernyataannya,” kata Rismon.

Ia juga mendesak agar Jokowi bersikap sebagai negarawan dan meminta maaf apabila memang tidak memiliki bukti atas tudingannya.

“Kalau tidak punya data, sebaiknya jangan mengeluarkan statement yang bisa mengadu domba rakyat. Harusnya Pak Jokowi minta maaf secara gentleman,” tegasnya.

Komentar Projo

Menanggapi somasi tersebut, Wakil Ketua Umum Pro Jokowi (Projo), Freddy Damanik, menyatakan bahwa Jokowi sudah terbiasa menghadapi somasi maupun tudingan dari berbagai pihak.

Ia menilai, pernyataan Jokowi soal “orang besar” adalah bagian dari komunikasi politik, bukan tudingan personal.

“Pak Jokowi tidak menyebut nama siapapun. Dalam hukum, pencemaran nama baik itu harus jelas menyebut siapa orangnya. Ini murni pernyataan politik,” kata Freddy, Selasa (5/8/2025), dalam tayangan YouTube tvOneNews.

Halaman
123

Berita Terkini