SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pakaian khas suku Samin atau juga dikenal sebagai Sudulur Sikep dengan motif batik Obor Sewu ditetapkan sebagai Pakaian Dinas Harian (PDH) resmi ASN Bojonegoro sebagaimana Surat Bupati Bojonegoro nomor 085/78/4/12.03/2/25.
Untuk pria, PDH dengan dominasi warna hitam itu dilengkapi penutup kepala khas Suku Samin dengan motif batik Obor Sewu.
Sedangkan untuk wanita dilengkapi syal juga dengan motif Obor Sewu.
Seragam baru yang wajib dikenakan dua kali oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro punya setiap bulan sejak Juli 2025.
Namun siapa sangka, perjalanan panjang penggunaan batik Obor Sewu hingga ditetapkan sebagai PDH resmi ASN Pemkab Bojonegoro turut melibatkan tangan dingin Kepala Bappeda Jatim, Mohammad Yasin.
Putra daerah Bojonegoro itu mengungkap cerita panjang inspirasi Batik Obor Sewu.
Pada 2019, saat dia menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur, dia berkunjung ke kediaman sesepuh suku Samin Mbah Harjo Kardi.
"Saat itu saya ditemui Mas Bambang Sutikno, putra Mbah Harjo Kardi. Dalam percakapan dan diskusi konstruktif penuh kehangatan, kami sepakat untuk mengangkat budaya suku Samin sebagai identitas Bojonegoro," kata pejabat kelahiran Desa Jawik Kecamatan Tambakarejo Bojonegoro ini, Rabu (13/8/2025).
Usai berkunjung, dia diberi oleh-oleh sebuah ikat kepala atau udeng khas Suku Samin.
"Di awal tahun 2019 saya sowan Mbah Harjo Kardi didampingi putranya Mas Bambang, saat itu saya menemukan potensi Udeng yang menjadi khas suku Samin, warna hitam dengan motif batik, maka saya usulkan bagaimana kalau menjadi souvenir wajib bagi setiap pengunjung yang data g ke kampung Samin," terang Yasin.
Dalam perjalanan waktu, dia juga memenuhi permintaan untuk menggelar pelatihan pembuatan penutup kepala untuk ibu-ibu warga suku Samin yang mendiami desa Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo.
"Tepatnya tgl 10 September 2019 melalui DPMD Jatim melaksanakan pelatihan membatik yang diikuti oleh ibu ibu warga suku Samin. Waktu itu batiknya masih sederhana," ungkapnya.
Sebagai putra daerah, Yasin mengaku bangga jika Pemkab Bojonegoro menjadikan batik khas suku Samin dijadikan PDH ASN.
"Saya ikut senang dengan ditetapkannya batik Samin Obor Sewu sebagai pakaian resmi ASN Bojonegoro, karena ini sekaligus akan menjadi bagian dari melestarikan budaya Suku Samin yang ajarannya penuh pitutur luhur sekaligus mengenang jasa Mbah Surosentiko" ujarnya.
Terpisah, sesepuh dan tokoh budaya suku Samin, Bambang Sutikno membenarkan cerita tersebut.
"Pak Yasin waktu itu yang menjabat Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur memberikan fasilitasi pelatihan pembuatan batik penutup kepala khas suku Samin," ujarnya.
Namun saat itu belum terpola batik khas Obor Sewu.
"Kami hanya membuat motif batik apa adanya untuk penutup kepala," terangnya.
Sampai pada akhirnya datang peneliti budaya dari Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta Sugeng Widodo yang melakukan riset tentang suku Samin pada 2019
Tidak hanya melakukan riset, Sugeng Widodo juga membantu menentukan motif batik khas Suku Samin termasuk juga mendaftarkannya untuk mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Batik motif Obor Sewu menggambarkan perjuangan Suku Samin melawan penjajah Belanda. Saat menggelar pertemuan diam-diam di tanah lapang, para pejuang suku Samin membawa obor, sehingga muncullah nama Obor Sewu atau seribu cahaya," terangnya.
Obor merupakan simbol penerangan hidup. Seribu berarti ajaran ini tak akan padam.
Obor akan terus menyala selama terus dinyalakan.
Seiring berjalannya waktu, saat Bojonegoro dipimpin Penjabat Bupati dari pejabat Pemprov Jatim, ASN Bojonegoro pada hari-hari tertentu diwajibkan hanya mengenakan tutup kepala dari batik Obor Sewu untuk ASN Pria dan Syal untuk ASN Wanita.
Sejak muncul Surat Edaran Bupati Bojonegoro nomor 085/78/4/12.03/2/25, batik Obor Sewu wajib dikenakan ASN Pemkab Bojonegoro setiap Kamis, minggu pertana dan ketiga setiap bulannya.