SURYAMALANG.COM, MALANG - Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif dalam menyambut mahasiswa baru tahun ini.
Tahun ini, FILKOM UB tercatat sebagai penerima mahasiswa difabel terbanyak di Universitas Brawijaya dengan 15 orang.
Beberapa di antaranya merupakan mahasiswa tunarungu dan tunadaksa yang mendapatkan dukungan penuh dari Pusat Layanan Disabilitas UB melalui pendampingan.
Para pendamping ini akan bertugas membantu segala kebutuhan, mulai dari mobilitas seperti mendorong kursi roda hingga menjadi jembatan komunikasi di dalam kelas.
Hal ini sebagai wujud nyata dari tema FILKOM Rumah Kita Bersama, agar tidak ada seorang pun yang merasa tertinggal.
"Tema Rumah Kita Bersama merefleksikan semangat kebersamaan, tanpa memandang perbedaan. Semua mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas, adalah bagian dari keluarga besar FILKOM," kata Dekan FILKOM UB, Ir Tri Astoto Kurniawan ST MT Ph.D, IPM di sela kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2025.
Mengusung tema 'FILKOM Rumah Kita Bersama', kegiatan ini berlangsung pada 14–16 Agustus 2025 dan menyambut sebanyak 1.007 mahasiswa baru dari lima program studi unggulan.
Selain pengenalan kampus, PKKMB FILKOM juga menghadirkan kegiatan kreatif berbasis Sustainable Development Goals (SDGs).
Ribuan mahasiswa baru diajak berkolaborasi membuat mind map berisi gagasan solutif untuk menjawab isu-isu global, seperti lingkungan, pendidikan, dan inklusi sosial.
Menurut Dekan, kegiatan ini bukan hanya melatih kemampuan berpikir kritis dan kerja sama, tetapi juga menanamkan kesadaran bahwa generasi digital harus berperan aktif menciptakan dunia yang lebih baik, adil, dan inklusif.
"Mereka (Maba) ini kami ajak untuk merencanakan ide-ide besar, yang di mana ini merupakan motivasi kita yang harapannya mahasiswa ini memiliki mimpi besar, menuangkan dalam ide besar, yang setidaknya mereka sudah punya ancang-ancang mulai saat ini," ujarnya.
Tak berhenti di PKKMB, ada juga program pengembangan diri berlanjut melalui Krida Mahasiswa selama satu semester ke depan.
Termasuk ada pembekalan Emotional and Spiritual Quotient (ESQ).
Menurut Ketua Pelaksana PKKMB, Edita Rosana Widasari, ST MT, M.Eng, PhD, pendekatan ini sengaja dirancang untuk mendorong interaksi dua arah.
"Setiap kelompok akan berdiskusi dalam Forum Group Discussion (FGD),"
"Ini adalah pembaruan kami agar tidak hanya ada materi satu arah, tetapi juga untuk menguatkan bagaimana mahasiswa bisa berpikir sistematis," tandasnya..