Sabu-sabu 1,2 Kg dan Pengedar Asal Tulungagung Diciduk Polisi, Diduga Jaringan Internasional

Penulis: David Yohanes
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEREDARAN NARKOBA - Kapolres Tulungagung (tiga dari kiri), AKBP Muhammad Taat Resdi menunjukkan barang bukti sabu-sabu dari tersangka MBU (23), pemuda dari Desa Ngranti, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (14/8/2025). Polisi menemukan sabu-sabu seberat 1,2 Kg dari MBU, diduga bagian dari peredaran sabu-sabu kawasan Asia Tenggara.

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG -Pemuda asal Desa Nganti, Kecamatan Boyolangu, berinisial MBU (23) ditangkap Satresnarkoba Polres Tulungagung, Selasa (29/7/2025) malam.

MBU digerebek di rumah kosnya di Desa Ploso Kandang, Kecamatan Kedungwaru dengan dugaan mengedarkan sabu-sabu.

Polisi menemukan barang bukti 1,2 Kg sabu-sabu milik MBU.

"Penangkapan ini bermula dari penyelidikan, berdasar laporan dari masyarakat," jelas Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, Kamis (14/8/2025), saat konferensi pers di Mapolres Tulungagung.

MBU diketahui mengedarkan sabu-sabu dari seseorang dengan inisial SUR alias Joker.

Sebelumnya MBU adalah konsumen yang biasa membeli sabu-sabu dari Joker, kemudian direkrut jadi kurir.

MBU pertama kali menerima sabu-sabu dari Joker pada Maret 2025, seberat 0,5 Kg di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri.

"Sebanyak setengah kilogram sabu-sabu itu sudah habis terjual. Tersangka menerima upah Rp 5 juta," ungkap Kapolres.

Setelah sukses menjual 0,5 Kg sabu-sabu, MBU kembali menerima kiriman 2 Kg untuk dijual pada Juli 2025 di sekitar GOR Lembupeteng Tulungagung.

Joker selalu mengirim narkotika dengan cara diranjau, yaitu ditinggalkan di tempat tersembunyi lalu memerintah MBU untuk mengambilnya.

Sementara sistem pembayaran selalu dilakukan dengan cara transfer antar rekening bank.

Dari 2 kg sabu-sabu itu, MBU berhasil menjual 0,8 kg di antaranya.

"Dia menerima upah Rp 15 juta untuk menjual sabu-sabu seberat 2 Kg."

"Sebelum terjual semua, tersangka tertangkap," sambung Kapolres.

Sebelum tertangkap, MBU berhasil menjual masing-masing 100 gram di Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu, dan di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru.

Kemudian 200 gram berhasil terjual di wilayah Desa Balerejo, Kecamatan Kauman.

Sisanya 400 gram berhasil dijual be sejumlah lokasi lain.

"Penjualan dilakukan dengan sistem ranjau. Dia letakkan sabu-sabu di suatu tempat, kemudian diambil pembelinya," papar Kapolres.

Dari penyelidikan, Personel Satresnarkoba Polres Tulungagung berhasil mengidentifikasi MBU dengan segala aktivitasnya.

Polisi kemudian menangkapnya tanpa perlawanan di tempat kostnya.

Saat penggeledahan polisi menemukan 1,2 Kg sabu-sabu sisa barang yang belum sempat terjual.

Kapolres mengatakan, dari karakteristik sabu-sabu yang disita, diduga narkotika ini dari jaringan antar negara.

Secara spesifik Kapolres menyebut jaringan pengedar kawasan Asia Tenggara.

Sabu-sabu ini masuk dari Pantai Timur Sumatera, kemudian masuk ke Jawa, dan beredar di wilayah Kabupaten Tulungagung.

"Pengungkapan kasus ini wajib menjadi perhatian kita bersama. Karena peredaran sabu-sabu di Tulungagung sudah dalam satuan kilogram, bukan lagi gram," ucap Kapolres.

Kapolres juga menekankan semua pihak untuk membentengi generasi muda di Kabupaten Tulungagung.

Sebab Kabupaten Tulungagung sebenarnya ada di wilayah pinggiran, bukan kota besar, namun sudah menjadi sasaran peredaran narkotika skala besar.

Dengan harga sabu-sabu Rp 1,5 juta per gram, maka nilai sabu-sabu yang disita mencapai Rp 1,8 miliar.

Berita Terkini