SURYAMALANG.COM, MALANG - Kondisi gedung sekolah SDN di Kabupaten Malang yang tergolong 'kritis', bukan cuma karena kondisi fisik bangunan yang rusak, namun ternyata juga banyak sekolah yang posisinya membahayakan.
Salah satu kondisi sekolah yang posisinya berbahaya adalah SDN 3 Jedong, yang beràda Dusun Jaten, Desa Jedong, Kecamatan Wagir.
Sekolah yang memiliki 168 murid itu, posisinya berada di bibir jurang sedalam 13 meter yang rawan longsor.
Bukan cuma jurangnya yang terlihat dalam, kondisi tebingnya juga rawan longsor.
Satu-satunya yang membuat aman dari ancaman longsor itu selama ini, karena bibir jurang itu ditahan oleh tanaman bambu, yang tumbuh rimbun di belakang gedung sekolah itu.
"Ya, mungkin, jika tak ada barongan yang satu dompol itu, barangkali sudah tak bisa dibayangkan, apa yang sudah terjadi," ungkap Suntani Basuki, ketua Komite SDN 3 Jedong, yang mengantarkan SURYAMALANG.COM ke sekolah itu, Minggu (17/8/2025).
Menurut Suntani, bangunan sekolahnya masih cukup bagus meski sudah lama tak dapat bantuan.
Namun, yang membuat para wali murid itu khawatir, adalah ancaman bahaya jika pohon bambu itu ambruk dan tebingnya juga katut longsor.
Sebab, jika hujan turun, air dari kampung itu mengalir deras turun lewat tebing ini sehingga kian hari makin tergerus hingga terus memakan lahan sekolah itu.
Bukan hanya gedung sekolah yang rawan, deretan rumah warga yang ada di bawahnya juga terancam .
Sebab, di bawahnya juga ada beberapa rumah warga, seperti milik Rofik (75), Ngatari (50), Ngatamu (50), Toyo (55).
"Sampean bisa lihat sendiri, betapa dalamnya tebing ini. Makanya, kami khawatir saja, jika ada anak-anak yang bermain di sekitar sini," tutur Suntani, yang rumahnya berjarak sekitar 15 meter dari bibir jurang itu, atau beradu pandang dengan TPA Supit Urang.
Memang, jika dilihat dari perkampungan rumah warga atau rumah Suntani, seperti tak berjarak dengan TPA Supit Urang.
Sementara, Tekat Pribadi, Kades Jedong mengaku dirinya sudah sering dapat keluhan dari warga dan pihak guru.
Mereka ingin agar tebing jurang yang ada di belakang sekolah itu dibangunkan plengsengan biar tak membuat kekhawatiran atas keamanan sekolah itu, dan keselamatan para murid, juga warga yang rumahnya di bawah tebing itu.