Kedua, kopi botol dengan komposisi 70 sampai 80 persen kopi tanpa pengawet.
Ketiga, briket kulit kopi yang menghasilkan sedikit asap, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis.
Tak hanya berhenti di pengolahan, mahasiswa juga membekali warga dengan keterampilan pemasaran digital melalui Instagram, TikTok, dan lokapasar.
Mereka juga menjalin kerja sama dengan kafe, minimarket, dan dinas pertanian.
"Harapan kami, program ini bisa terus berlanjut meskipun pendampingan berakhir."
"Kami ingin masyarakat mampu mandiri, sehingga perekonomian desa semakin maju," tandasnya.