Surabaya

Tantangan Bagi Polisi, Ning Lia Desak Perusuh yang Bakar Gedung Negara Grahadi Diumumkan

Ning Lia mendesak aparat kepolisian untuk tidak ragu mengungkap identitas pelaku kerusuhan yang merusak cagar budaya, Gedung Negara Grahadi.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/FATIMATUZ ZAHROH
PESAN DAMAI - Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, membagikan bunga pada masyarakat di tengah pasar murah yang digelar Pemprov Jatim di kawasan Wonocolo, Jumat (5/9/2025). Ia mendorong polisi segera menangkap perusuh yang membakar Grahadi dan mengungkap identitasnya ke publik sebagai sanksi sosial. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Aksi demonstrasi yang berujung pada pembakaran Gedung Negara Grahadi menyisakan luka bagi banyak pihak.

Tak terkecuali bagi anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama.

Ditemui di sela kegiatannya membagikan bunga mawar hidup yang diselipi puisi bertajuk ‘Damai Anak Bangsa’, Jumat (5/9/2024), Ning Lia, begitu ia biasa dipanggil, menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden yang menurutnya telah melukai hati warga Jatim dan Indonesia itu.

Ia meyakini bahwa ada provokator dan perusuh yang menjadi motor aksi demonstrasi yang berujung pembakaran Gedung Negara Grahadi.

Menurutnya hal ini harus disikapi secara serius.

“Kita bicara nama Jatim dan nama Indonesia, dan kita bicara keberlangsungan bangsa. Mental dan moral anak-anak adalah tanggung jawab kita semua sebagai orang tua,” ujar Ning Lia.

“Maka, siapapun yang ingin meracuni pikiran anak-anak di bawah umur yang mestinya belajar dan berkarya itu harus ditindak tegas,” imbuhnya.

Ia juga mendesak aparat kepolisian untuk tidak ragu mengungkap identitas pelaku kerusuhan yang merusak cagar budaya tersebut.

“Spill saja identitas mereka secara utuh, agar menjadi sanksi sosial sekaligus upaya memberi sanksi jera agar tidak ada lagi kejahatan serupa. Apalagi yang memprovokasi merusak heritage, saksi perjuangan bangsa saat menjemput dan menjaga kemerdekaan,” tegasnya.

Gedung Negara Grahadi sendiri merupakan salah satu ikon sejarah di Surabaya, yang tak hanya menjadi simbol pemerintahan, tapi juga saksi perjuangan rakyat Jawa Timur di masa lalu.

“Negara kita, bumi pertiwi tanah tempat kita terlahir, harus kita jaga warisan kekayaannya. Kita tolak dan kita lawan aksi-aksi yang merusak keluhuran negeri,” lanjut perempuan yang dikenal aktif mengangkat isu-isu kebangsaan ini.

Tak sekadar menyuarakan pendapat, Ning Lia menunjukkan sikap cintanya pada tanah air melalui puisi yang dibagikannya dalam setiap bunga mawar yang ia sebar kepada warga.

Pesannya sederhana: damai, cinta, dan penghormatan pada sejarah.

“Saya kira, saat ini penting bagi kita angkat pesan cinta. Provokator kerusuhan apalagi perusak cagar budaya Jatim wajib ditindak tegas. Karena damai Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya.

Seperti diketahui, kericuhan pecah dalam aksi demonstrasi yang berlangsung pekan lalu di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya

Meski Gedung Grahadi sudah sering jadi jujugan aksi demontrasi skala besar dan juga seringkali terjadi aksi anarkis , tapi nyatanya pada 30 Agustus 2025 kerusuhan massa menyebabkan kebakaran. 

Api membakar sebagian area sisi barat gedung cagar budaya tersebut.

Aparat kepolisian hingga saat ini masih melakukan penyelidikan dan telah mengamankan sejumlah terduga pelaku.

Pihak berwenang juga terus menelusuri dalang provokator di balik aksi perusakan yang melukai rasa kebangsaan tersebut.

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved