Strategi Tekan Biaya Haji Tanpa Kurangi Kualitas Versi Menteri Haji dan Umrah Gus Irfan

Laporan : Anggit Pujie Widodo

SURYAMALANG.COM, JOMBANG - Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia (RI) Mochamad Irfan Yusuf atau Gus Irfan, menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan ibadah haji yang lebih baik sekaligus meringankan beban biaya jamaah. 

Hal ini ia sampaikan saat menghadiri peringatan Ithlaq Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, pada Senin (22/9/2025).

Menurutnya, salah satu tantangan utama dalam pengelolaan biaya haji adalah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. 

“Meski tidak ada perubahan harga, depresiasi rupiah bisa menambah biaya hingga sekitar Rp3 juta. Karena itu kami berupaya mencari efisiensi dari pos lain tanpa mengurangi mutu pelayanan,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media.

Gus Irfan mengaku telah melaporkan berbagai persoalan haji yang muncul dalam sepuluh bulan terakhir kepada Presiden Prabowo Subianto. 

Presiden, kata dia, memberikan arahan agar kementerian yang baru dibentuk ini berani mengambil langkah apa pun termasuk langkah ekstrem demi kenyamanan dan keamanan jamaah.

Soal penambahan kuota haji, Gus Irfan menegaskan hingga kini belum ada keputusan apa pun.

Pasalnya, penambahan kuota sepenuhnya berada dalam kewenangan Pemerintah Arab Saudi. 

“Kami rutin berkomunikasi dengan Kementerian Haji Saudi setiap bulan, tetapi sampai sekarang belum ada pembahasan soal tambahan kuota,” ungkapnya.

Ia menutup pernyataan dengan menegaskan kembali arah kebijakan Presiden.

“Kementerian Haji dibentuk untuk memberikan layanan terbaik kepada jamaah Indonesia. Itulah amanah yang harus kami jalankan dengan penuh tanggung jawab,” pungkas Gus Irfan.

Presiden Republik Indonesia resmi melantik Mochamad Irfan Yusuf atau yang akrab disapa Gus Irfan sebagai Menteri Haji dan Umrah. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (8/9/2025) lalu. 

Sosoknya dikenal luas sebagai aktivis muda NU dengan kiprah panjang dalam kegiatan sosial dan organisasi keumatan.