Tulungagung

Pantai Jung Pakis Tulungagung Tempat Penyu Bertelur, Tersembunyi di Balik Hutan dan Medan yang Berat

Pantai Jung Pakis Tulungagung Tempat Penyu Bertelur, Tersembunyi di Balik Hutan dan Medan yang Berat

Penulis: David Yohanes | Editor: Eko Darmoko
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
SULIT DIJANGKAU - Keindahan Pantai Jung Pakis di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang sulit dijangkau karena tersembunyi di balik hutan dan perkebunan warga. Pantai Jung Pakis masih alami sehingga menjadi tempat pendaratan penyu untuk bertelur. 

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Pantai Jung Pakis di Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung dikenal sebagai salah satu tempat pendaratan penyu untuk bertelur.

Pantai ini sangat jauh dari permukiman, ada di tengah kawasan hutan desa setempat dan perkebunan di tanah Perhutani yang dikelola warga.

Karena penting untuk perkembangbiakan penyu, Pantai Jung Pakis masuk tempat konservasi yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sanggaria Desa Jengglungharjo.

Namun di balik fungsi pentingnya ini, Pantai Jung Pakis menawarkan keindahan yang luar biasa.

Garis pantainya tidak terlalu panjang, sekitar 200 meter dengan diapit oleh perbukitan hijau.

Pasir di bagian permukaan berwarna putih, sementara lapisan di bawahnya adalah pasir besi yang berwarna hitam.

Baca juga: Petugas Kembali Datangi Bangkai Paus Balin di Pantai Nglarap Tulungagung, Pastikan Tidak Hanyut

Sementara ombak besar bergulung-gulung dari tengah laut menghantam kedua bukit yang mengapit pantai, menimbulkan cipratan ke udara.

Pantai ini memang tidak untuk mandi atau bermain air karena ombaknya besar, namun keindahan yang ditawarkan layak untuk dinikmati.

Risma Faizatul Lutfia  dan Rahma Lutfiana, dua pengunjung asal Trenggalek mengaku baru pertama datang ke Pantai Jung Pakis.

Keduanya langsung terkesima dan mengakui keindahannya.

“Pantainya bagus banget, alami, airnya jernih banget dan belum banyak dikunjungi orang,” ujar Risma saat ditemui sedang bermain di tepi bukit.

Namun Risma juga mengakui, akses ke Pantai Jung Pakis sangat menantang.

Medan perbukitan dengan hutan dan perkebunan menjadi pengalaman tersendiri.

Risma, Rahma dan 5 temannya mengendarai sepeda motor, namun medan yang sukar memaksa mereka meninggalkan sepeda motornya di tengah perkebunan warga.

“Tadi ke sininya jalan kaki. Jadi mungkin aksesnya yang perlu diperhatikan,” ucapnya.

Sebenarnya sudah ada netizen yang membagikan rute ke Pantai Jung Pakis ini secara online.

Namun karena masih alami, rute yang dibagikan tahun lalu itu banyak berubah.

Warga membuat jalan-jalan setapak baru yang sangat berbeda dengan rute sebelumnya.

“Sempat tersesat 3 kali. Tapi warga yang di kebun baik-baik, kami diarahkan sampai ke sini,” ungkap Rahma menimpali temannya.

Rahma menambahkan, butuh papan petunjuk yang bisa mengarahkan wisatawan ke Pantai Jung Pakis.

Dengan rute di tengah hutan dan perkebunan serta tidak ada sinyal ponsel, papan petunjuk arah sangat membantu.

Kedua sahabat ini sepakat, satu-satunya hal yang mengganggu adalah sampah yang mendarat di pantai.

Sampah ini berasal dari laut, kemudian terbawa ombak dan mendarat di Pantai Jung Pakis.

Karena pantainya tidak terlalu luas dan cukup terlindung, volume sampah yang mendarat juga tidak terlalu banyak. 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved