Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Kronologi Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny Sejak Hari Pertama, Aktivitas Dipantau Internasional

Semua yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan juga termonitor negara lain, khususnya negara-negara di Asia. 

Penulis: M Taufik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
ILUSTRASI TEMBUS BETON - Petugas penyelamatan dalam upaya menembus beton dalam operasi SAR di Ponpes Al Khoziny. Upaya penyelamatan ini dipantau secara internasional. 

SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Upaya pencarian dan evakuasi terhadap para korban ambruknya gedung di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo terpantau oleh sejumlah negara.

Semua yang dilakukan oleh Tim SAR gabungan juga termonitor negara lain, khususnya negara-negara di Asia. 

Hal itu disampaikan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI M Syafii dalam konferensi pers yang digelar di Posko Basarnas di dekat Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Senin (6/10/2025). 

“Dalam prosesnya, kami juga menggunakan alat-alat yang canggih dan berstandart internasional. Semua prosesnya termonitor melalui sejumlah aplikasi dengan negara-negara lain. Dan kami bisa mempertanggungjawabkan semua yang kami lakukan sudah sesuai dengan aturan yang ada,” tegasnya. 

Dalam kesempatan ini, Syafii menjelaskan panjang lebar proses yang telah dilakukan. Sejak awal kejadian, sampai proses pencarian dan evakuasi yang masih berlangsung sekarang ini.  

Saat awal, diperkirakan ada sekira 140 orang sedang salat berjamaah di lantai dasar. Sementara di lantai empat, juga sedang ada aktivitas pengecoran yang dilakukan sejumlah orang. 

“Tipe reruntuhan ini kita menyebutnya pancake colabs. Sejak awal, kita langsung tentukan strategi dan pola operasinya. Kita juga petakan lokasi dengan area A1, A2, A3, dan A4,” urainya. 

Basarnas mencatat, pada hari pertama ada 91 korban terselamatkan secara mandiri.

Kemudian Basarnas tiba di lokasi dan melakukan assesment terhadap kondisi reruntuhan yang ada. 

Hari kedua pencarian, petugas berhasil mendeteksi 15 korban selamat di bawah reruntuhan.

Dalam upayanya, setelah dievakuasi ternyata tiga korban tidak selamat. 

Hari berikutnya, Basarnas mendeteksi 15 korban lagi.

Setelah diupayakan bisa terevakuasi, diketahui tujuh korban yang ada di titik itu.

Hasilnya, lima berhasil dievakuasi dengan selamat, lainnya sudah meninggal dunia. 

“Kondisi reruntuhan menyulitkan evakuasi terhadap korban yang jebak di dalam. Kemudian kita buat lubang dari bawah untuk bisa mengakses para korban dan mengevakuasinya,” lanjut Sfafii. 

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved