Berita Viral
4 FAKTA Siswa SMP Tewas di Kelas di Grobogan: Sempat Kejang-kejang, Korban Bullying Dikeroyok Teman
Berikut ini rangkuman 4 fakta siswa SMP tewas di kelas di Grobogan diduga menjadi korban bullying teman sekolahnya.
Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
SURYAMALANG.COM - Berikut ini rangkuman 4 fakta siswa SMP tewas di kelas di Grobogan diduga menjadi korban bullying teman sekolahnya.
Siswa kelas 1 SMP bernama Angga Bagus Perwira itu meninggal dunia di ruang kelas setelah diduga dikeroyok oleh teman-teman kelasnya pada, Sabtu (11/10/2025).
Angga Bagus Perwira diketahui bersekolah di SMP Negeri 1 Geyer, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Bocah berusia 12 tahun asal Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, itu ditemukan sudah tak bernyawa di dalam ruang kelasnya.
Berikut rangkuman fakta-fakta selengkapnya:
1. Sempat Kejang-kejang Sebelum Meninggal
Paman korban, Suwarlan (45) mengatakan, keluarga menerima informasi Angga meninggal dunia di sekolah, pada pukul 11.00.
Menurut Suwarlan, keponakannya itu sebelumnya diduga dikeroyok teman-teman sekelasnya saat jam kosong.

Baca juga: FAKTA Sebenarnya Ustaz Yusuf Mansur Buka Jasa Doa Online Seharga Rp 10 Juta, Ini Alasannya
"Kata teman-teman sekolahnya, diduga korban bullying. Saat itu kejang-kejang dan mau dibawa ke UKS tapi sudah meninggal dunia," tutur Suwarlan, saat ditemui di rumah duka di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer, Grobogan, pada Sabtu sore mengutip Kompas.com.
2. Dilakukan Autopsi
Suwarlan menyampaikan, dari sekolah, jenazah Angga dibawa ke RSUD Dr R Soedjati Soemodiardjo untuk kepentingan autopsi.
"Permintaan kami supaya diautopsi kepolisian, biar jelas penyebab kematiannya. Perut dan dadanya menghitam," kata Suwarlan.
3. Takut sekolah
Sementara itu, kakek korban, Pujiyo (50) menuturkan, sebelum meninggal, cucunya itu sempat mengeluh kepada keluarganya lantaran menjadi korban perundungan teman-temannya.
Bahkan, Angga pernah tidak masuk sekolah karena takut.
"Sempat sakit juga karena sering dihina, dikeroyok teman-temannya. Akhirnya kami datangi pihak sekolah dan Angga kemudian mau kembali bersekolah," ujar Pujiyo.
Baca juga: PROFESI Kakek Tarman Viral NIkahi Gadis dengan Mahar Cek Rp 3 Miliar, Berencana Bangun Pabrik Rokok
4. Sosok Korban
Angga merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putra pasangan Sawendra dan Ike Purwitasari.
Sejak kecil, Angga tinggal dengan kakeknya, sedangkan orang tuanya bersama adik Angga tinggal dan menetap di Cianjur, Jawa Barat.
Saat berita ini diturunkan, orang tua Angga sedang dalam perjalanan dari Cianjur menuju Grobogan.
"Ayahnya kerja di pabrik dan mereka pulang ke Grobogan saat Lebaran. Kami minta kasus ini diusut tuntas," ujar Pujiyo.
Kasus Didalami Polisi
Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Rizky Ari Budianto mengatakan, kasus kematian Angga yang diduga korban bullying teman-teman sekolahnya masih didalami.
Jenazah korban juga telah dibawa ke RSUD Purwodadi untuk dilakukan autopsi.
"Masih proses pemeriksaan semua," kata Rizky, Jumat sore.
"Ada beberapa saksi yang diperiksa. Banyak, masih nambah terus," sambungnya.
Penyidik Satreskrim Polres Grobogan masih memeriksa sejumlah saksi, yakni teman-teman sekolah korban dan para guru SMPN 1 Geyer.
Hingga Sabtu pukul 18.00, sejumlah orang tua saksi masih berada di kompleks Satreskrim Polres Grobogan.
Bullying Wonosobo
Sebelumnya, kasus serupa terjadi di Kabupaten Wonosobo.
Seorang siswa SD di Kecamatan Kertek, Wonosobo, meninggal setelah diduga menjadi korban bullying oleh teman sekelasnya.
Korban TA (9), siswa kelas 3 di salah satu SD negeri di Kertek, meninggal setelah menjalani perawatan intensif selama dua hari di Ruang ICU RS PKU Muhammadiyah, Wonosobo.
Pada Kamis (9/10/2025) lalu, Polres Wonosobo melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam terhadap jenazah TA.
Langkah ini diambil untuk memastikan penyebab kematian korban.
Kasat Reskrim Polres Wonosobo, AKP Arif Kristiawan mengatakan, proses ekshumasi dilakukan oleh tim gabungan kepolisian dan tenaga medis.
“Hal ini kami lakukan karena pihak keluarga masih meragukan penyebab kematian korban sehingga perlu ada tindakan untuk mendapatkan kepastian hukum,” ujar Arif, Jumat (10/10/2025).
Menurut Arif, proses pembongkaran makam berlangsung sekitar lima jam sebelum jenazah dibawa ke RSUD Wonosobo untuk dilakukan autopsi oleh tim dokter forensik.
Setelah pemeriksaan selesai, jenazah dikembalikan ke pihak keluarga untuk dimakamkan kembali.
“Prosesnya sekitar lima jam, kemudian jenazah langsung kami antar ke rumah sakit umum untuk dilakukan autopsi. Setelah selesai, jenazah dikembalikan ke pihak keluarga,” jelasnya.
Dia menambahkan, hingga saat ini polisi masih menunggu hasil autopsi dari tim medis untuk mengetahui penyebab pasti kematian TA.
“Kami masih melakukan pendalaman dan terus berkoordinasi dengan dokter terkait hasil temuan dari autopsi kemarin. Hasilnya belum keluar,” kata Arif.
(SURYAMALANG.COM/KOMPAS.COM)
Ikuti saluran SURYAMALANG di >>>>> WhatsApp
FAKTA Sebenarnya Ustaz Yusuf Mansur Buka Jasa Doa Online Seharga Rp 10 Juta, Ini Alasannya |
![]() |
---|
PROFESI Kakek Tarman Viral NIkahi Gadis dengan Mahar Cek Rp 3 Miliar, Berencana Bangun Pabrik Rokok |
![]() |
---|
Kok Bisa Guru SMK Tuduh Murid Pakai Narkoba Padahal Hasil Tes Urine Negatif? Kini Terancam Dimutasi |
![]() |
---|
Siapa Dedy Yon Wali Kota Tegal Nikahi Gadis Asal Solo Disaksikan Jokowi? Punya Harta Rp 14 M |
![]() |
---|
Rekam Jejak Iptu Pulung Anggara Kapolsek Kediri Siram Miras ke Bawahan Gegara Telat,Karier Mentereng |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.