Sosok FN Siswa Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Diduga Korban Bullying, Tantenya Histeris

Sosok FN siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta, diduga korban bullying, tantenya ke sekolah menangis histeris, total 54 orang jadi korban.

|
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN/Tribunjakarta.com/Gerald Leonardo Agustino
LEDAKAN DI JAKARTA - Petugas kepolisian (KIRI) berjaga di tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025). Seorang wanita yang mengaku tante dari terduga pelaku histeris mendatangi halaman SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pasca-terjadinya ledakan. Sosok pelaku siswa berinisial FN diduga korban bullying. 

SURYAMALANG.COM, - Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Jumat (7/11/2025) siang, menyebabkan 54 orang siswa menjadi korban luka-luka. 

Terduga pelaku merupakan siswa sekolah itu sendiri, berinisial FN (17) yang kini mendapatkan perawatan di rumah sakit, karena ikut menjadi korban ledakan.

Peristiwa itu, membuat tante terduga pelaku histeris saat mendatangi sekolah, setelah melihat foto keponakannya beredar.

Kronologi ledakan terjadi saat kegiatan salat Jumat sedang berlangsung, dan membuat suasana berubah mencekam.

Baca juga: PT TPPI Sebut Suara Keras Bukan Ledakan, Beberkan Penyebab Kebakaran di Kompleks Kilang Tuban

A, siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta, menceritakan, suara ledakan terdengar ketika seluruh jemaah masih dalam posisi duduk berdoa menjelang akhir khotbah.

"Jadi kronologinya itu saat lagi salat, pada masih kotbah kan masih doa, pas mau selesai doa ada yang meledak di belakang. Kondisi pas abis ledakan langsung semua, bau petasan, bau bahan-bahan kimia," ucap A di lokasi, Jumat. 

A mengatakan, suara ledakan berasal dari bagian belakang masjid dan disertai bau menyengat seperti bahan kimia.

Menurut A, setelah ledakan terjadi, suasana langsung berubah panik. Para siswa dan guru berhamburan keluar masjid untuk menyelamatkan diri.

Beberapa orang terlihat mengalami luka bakar dan segera dibawa ke ruang kesehatan sekolah untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Baca juga: Ledakan 2 Kali Memicu Kebakaran Kapal Ikan KM Anugerah Indah 18 di Samudera Hindia

A menyebutkan, jumlah korban luka diperkirakan mencapai belasan orang, terdiri dari siswa dan staf sekolah. Sebagian besar korban merupakan siswa kelas X dan XI yang saat itu mengikuti salat Jumat bersama di masjid sekolah.

"Ada yang kena luka bakar, dibawa ke balai kesehatan. Siswa mungkin 15, staf mungkin ada 5 orang. Itu masih perkiraan. Memang di balai kesehatan semua, rata-rata ada yang udah hancur, ada yang luka ringan," ucapnya.

Sosok FN Siswa Terduga Pelaku Ledakan

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan terduga pelaku ledakan masih dalam keadaan hidup dan sedang dirawat di rumah sakit. 

"Saya mendapatkan informasi masih di dalam, dioperasi," kata Dasco saat mengunjungi para korban yang dirawat di RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jumat.

Dasco mengonfirmasi yang dioperasi tersebut adalah pelaku peledakan berusia 17 tahun. Namun, dia tidak memberitahu siapa nama atau inisial pelaku.

"Nanti biar pihak yang berwenang atau pihak kepolisian yang menyampaikan," tandasnya. 

Baca juga: Ledakan Bikin Heboh Warga Candipuro Lumajang, Mobil Nissan Juke Dilalap Api, Diduga Sengaja Dibakar

Berdasarkan keterangan ZA, siswa kelas XI SMAN 72, terduga pelaku berinisial FN siswa kelas XII sekolah tersebut.

ZA mengatakan, FN dikenal sebagai sosok yang kerap di-bully dan selalu terlihat sendiri, dengan gayanya yang khas memakai jas putih.

"Korban di-bully di sekolah, dia selalu sendiri ke mana-mana. Terus dia sering pakai jas putih, ya gitu lah," kata ZA.

FN diduga merakit bom secara mandiri dan diledakkan untuk membalas dendam terhadap para pembully-nya.

"Kaya pengin balas dendam ke korban-korbannya, kaya pengen ke pembully tapi malah ke semuanya," kata ZA.

ZA juga menjelaskan, ledakan bukan hanya sekali, tapi tiga kali di lokasi berbeda.

"Katanya dia tuh ngerakit bomnya sendiri, terus sudah di-timer-in di tiga daerah, yang pertama di musala, kedua di kantin, ketiga di tempat duduk-duduk anak-anaklah," kata ZA.

ZA sendiri merasakan langsung ledakan yang diduga berasal dari bom rakitan itu. Ada tiga kali ledakan di lokasi berbeda, berawal dari musala.

"Pertama pas saya di musala itu sekali. Pas saya lari-lari mencar gitu ada yang kedua, ada yang ketiga," ujarnya.

Dugaan FN sebagai pelaku semakin kuat setelah rumahnya, di daerah Jakarta Utara digeledah oleh Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri bersama Densus 88, pada Jumat (7/11/2025) malam

Hasilnya sejumlah barang bukti disita dengan petugas yang terlihat keluar-masuk rumah sambil membawa sejumlah bungkusan berwarna cokelat. Satu di antaranya bungkusan tertulis paket berisi serbuk.

Tante FN Histeris

Pasca-ledakan Jumat siang, seorang wanita tampak histeris mendatangi halaman SMAN 72 Jakarta.

Sambil menangis, perempuan itu menanyakan keberadaan anak laki-laki, pelajar kelas XII, setelah sebelumnya melihat foto beredar seorang pria terkapar dengan beberapa senjata.

Foto-foto yang beredar itu belakangan disebut sebagai potret FN, terduga pelaku di balik ledakan SMAN 72 Jakarta.

Sesampainya di depan gerbang SMAN 72 Jakarta, wanita berhijab itu langsung mencari-cari keponakannya yang tidak lain adalah FN. 

"F*d*l mana F*d*l? dia siswa kelas XII, tadi lihat fotonya. Saya tantenya, orang tuanya perginya jauh (di luar negeri)," ucap wanita itu sambil terus menangis.

Wanita itu tidak lama langsung masuk ke dalam sekolah dan mencari keberadaan keponakannya, sebelum akhirnya tak terlihat lagi.

Ketika sang tante mencari ke sekolah, FN pada saat itu sudah dilarikan ke rumah sakit bersama para korban lainnya. 

FN Tertutup Sejak Masuk SMA

Denny, Ketua RT di lingkungan tempat tinggal FN mengungkap, terduga pelaku tinggal bersama orang tuanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

Ketika beranjak SMP, FN masih sering membawa teman-teman belajar di rumahnya, namun, perilaku siswa itu mulai tertutup ketika masuk SMA.

"Begitu pindah masuk SMA lebih tertutup," ucap Denny ditemui di Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Denny mengatakan FN memang jarang bersosialisasi di lingkungan sekitar.

"Kalau saya untuk anaknya sendiri tidak pernah lihat, karena informasinya di rumah itu jarang keluar" katanya. 

"Tidak pernah bersosialisasi dengan anak-anak sekitar, juga sama orang rumahnya juga kurang, antara pekerja di dalam rumah nggak pernah bersosialisasi, itu yang saya ketahui," pungkas Denny.

Keterangan Polisi 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto mengaku masih melakukan pendalaman soal sosok terduga pelaku dan mengungkap motifnya dalam rilis yang dihadiri sejumlah ahli.

Rilis direncanakan berlangsung, Sabtu (8/11/2025).

"Kita doorstop malam ini sengaja meluruskan informasi sehingga tidak simpang siur tadi disampaikan oleh Bapak Kapolri dalam rilis" kata Kombes Budi di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (7/11/2025).

"Ini juga masih dilakukan pendalaman terhadap motif, apakah yang bersangkutan korban bully, ini juga masih kita dalami," imbuhnya. 

Mantan Kapolres Malang Kota ini mengungkapkan, penyidik sedikit terhambat menelusuri kejadian ini, sebab, korban-korban yang terluka belum banyak yang bisa dimintai keterangan karena masih dalam pemulihan.

Termasuk apakah ledakan di lingkungan sekolah itu berasal dari bom rakitan atau benda lain.

Budi menerangkan, informasi detail akan diungkap setelah petugas selesai melakukan olah tempat kejadian perkara.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, tidak perlu resah, semua sudah dikendalikan Polda Metro Jaya," ucapnya.

(Tribunnews.com)

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved