Malang Raya

Anak Gagal Kuliah Kedokteran dan Jadi Tersangka, Ibu Menangis Bersimpuh

Alat chips yang dipasang di peserta ujian yang menjadi tersangka sudah keluar tanpa alat khusus.

Editor: fatkhulalami

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Seorang ibu berhijab merah muda menangis bersimpuh dihadapan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)  yang datang di UPPA Satreskrim Polres Kota Malang, Selasa (12/5/2015).

Ibu ini adalah orangtua salah satu peserta ujian masuk Fakultas Kedokteran UMM yang ditangkap polisi karena kedapatan memakai jasa joki.

Dengan wajah memelas, dia terus memohon ampun. "Saya mohon anak saya dimaafkan," katanya berkali-kali.

Sayangnya, kasus ini sudah masuk penyidikan polisi dan empat orang telah ditetapkan tersangka dari tujuh yang diamankan polisi.

Mereka yang menjadi tersangka adalah Rafid (19) warga jalan Semeru GG Buntu, Kelurahan Sisir, Kota Batu, Kusnul Nurdianti (18) warga Desa Kuta RT01/RW01, Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa tenggara Barat (NTB).

Kemudian Brahmantyo Prabu Wisnu Sadewo (20) warga Dusun Ngepeh RT09/RW05, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun dan Rizki Putri Lestari (18) warga jalan AMD III No. 04 RT01/RW03, Kelurahan Hilir Super, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah.

Keempatnya adalah peserta ujian tersebut.

Kasat Reskrim Polres Malang AKP Wahyu Hidayat mengatakan keempat tersangka ini telah memenuhi unsur pelanggaran Pasal 32 ayat (2) juncto pasal 48 ayat (2) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Sementara tiga lainnya belum memenuhi unsur pelanggaran. Tiga orang itu dari kelompok lain dan berstatus saksi dan hanya dikenakan wajib lapor.

"Untuk yang ini masih kita dalami," kata Wahyu.

Tiga orang itu adalah Margono (49) warga Karangan Jaya 5/48 RT12/RW03 Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya dan Suko Wahono (38) warga Kaliasin 7/25 RT07/RW11, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya serta Elma Arifatul Sugito (22) asal Dusun Bumbung RT02/RW01 Desa Sumberagung, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Sementara itu, modus yang dipakai para joki ini ada dua macam.

Modus pertama dilakukan secara tradisional. Peserta menggunakan alat komunikasi handy talky (HT) untuk berhubungan dengan joki yang berada di luar lokasi ujian.

Peserta itu menaruh HT di sela-sela payudaranya. Modus pertama Ini caranya masih tradisional.

Sedangkan modus kedua, menggunakan teknologi canggih.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved