Malang Raya
Beginilah Sosok Bripka Seladi, Polisi yang Memilih Menjadi Pengepul Sampah Daripada Terima Sogokan
#Malang Seladi memiliki pangkat Bripka ketika berdinas di Polres Malang Kota. Tetapi ia cukup disebut Pak Seladi, ketika berada di antara sampah
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Namanya Seladi. Laki-laki ini berusia 57 tahun. Ia memiliki dua pekerjaan yang akan membuat pikiran awam heran.
Seladi memiliki pangkat Bripka ketika berdinas di Polres Malang Kota. Tetapi ia cukup disebut Pak Seladi, ketika berada di antara tumpukan sampah yang berada di sebuah gudang di Jalan Dr Wahidin Kecamatan Klojen Kota Malang.
Uniknya, dua kantor Seladi tidak terlalu jauh, masih berada di jalan yang sama. Ketika berdinas menjadi polisi, ia bertugas di Urusan SIM Kantor Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) Polres Malang Kota yang berada di Jalan Dr Wahidin.
Sebelum kantor itu, berjarak sekitar 100 meter, ada sebuah bangunan. Jika dilihat dari luar, tidak terlihat tumpukan sampah. Halaman depan bangunan itu juga terlihat bersih.
Tetapi jika masuk ke dalamnya, bau khas sampah menyeruak. Bangunan itu minim penerangan. Tumpukan sampah yang terbungkus ratusan kantong sampah plastik berwarna hitam menggunung.
Sebuah lorong sempit disediakan untuk menuju salah satu ruangan di bagian belakang bangunan itu. Ruangan itu terlihat terang karena atapnya berlubang. Di ruang itulah, Seladi berdinas ketika tidak bertugas di kesatuannya.
Ia secara telaten memilah sampah. "Tukang rongsokan," ujarnya terkekeh.
(Baca juga: Dari Pedagang, Bripka Seladi Memilih menjadi Pengepul Sampah, Ini Alasannya)
Berbincang dengan Surya, sambil memilah sampah, tidak terdengar nada minder dalam suaranya. Cara bicaranya mantap diselingi humor.
Ia juga menyelipkan humor ketika ditanya nama lengkapnya. 'Ya hanya Seladi, sela-selane dadi," katanya kemudian tertawa lebar.
Ya, itulah kehidupan Seladi. Seorang polisi, sekaligus pemulung dan pemilah sampah. Seladi menegaskan, pekerjaan sampingannya menggeluti 'bisnis' sampah tidak membuatnya menelantarkan pekerjaan utamanya. Ia memilah sampah di luar jam dinas.
Delapan tahun, Seladi melakoni pekerjaan ganda ini. Empat tahun pertama, ia memulung sendiri sampah yang hendak dipilahnya.
Bapak tiga anak ini berkeliling kawasan dengan mengonthel sepeda anginnya. Sepeda onthel itu yang menjadi kendaraannya sejak menjadi polisi tahun 1977.
Pukul 05.00 WIB, ia berangkat dari rumahnya di Jalan Gadang Gang 6 Kelurahan Gadang Kecamatan Sukun ke Mapolres Malang Kota.
Ia mengikuti apel, kemudian bertugas mengatur lalu lintas. Setelah mengatur lalu lintas, ia berdinas di Kantor Satpas, mengurusi ujian pencari SIM dan mengurusi administrasi sampai lepas jam dinas. Usai lepas jam dinas dan berganti baju, ia menggowes mencari sampah.