Pilpres 2019

Ratna Berdusta, Begini Reaksi Dua Politisi Jatim yang Berbeda Kubu

"Mereka seorang calon pemimpin yang tanpa klarifikasi kemudian ikut mempercayai," kata Muzammil ketika ditemui di Surabaya.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: yuli
IST
Ratna Sarumpaet berdusta. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sejumlah politisi di Jawa Timur ikut menyampaikan komentar atas pernyataan hoax yang disampaikan Ratna Sarumpaet beberapa waktu lalu. Sekretaris DPD Gerindra Jatim, Anwar Sadad menyatakan bahwa ada sejumlah pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.

Menurutnya, sebelum disampaikan ke publik sebaiknya seluruh informasi memang harus terkonfirmasi dengan baik. Tugas media diharapkan ikut membantu proses konfirmasi tersebut.

"Kadang-kadang informasi sebelum disampaikan ke masyarakat terlebih dahulu banyak digoreng. Sehingga, di sinilah tugas media untuk melakukan konfirmasi," kata Sadad ketika ditemui di Surabaya, Kamis (4/10/2018).

Selain itu, dari kasus tersebut pihaknya juga mengapresiasi sikap Prabowo Subianto, Calon Presiden yang juga Ketua Umum Gerindra. "Sebenarnya, tak ada yang salah dari sikap Pak Prabowo," kata Sadad.

Prabowo yang pada awalnya meminta pihak kepolisian agar mengusut kasus dugaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet tersebut dinilai sebagai sebuah reaksi yang terpuji. "Setiap orang ketika mendapatkan curhatan dari seorang ibu (yang mengalami penganiayaan) pasti akan memberikan empati, simpati, atau iba. Yang kemudian akan dilanjutkan dengan memberikan pembelaan," kata Sadad.

"Namun, kalau kemudian kabar penganiayaan tersebut tidak benar itu kan bukan masalah dari Pak Prabowo, namun resiko kembali ke Ibu Ratna Sarumpaet secara pribadi," kata Sadad.

Selain itu, setelah mengetahui bahwa pernyataan Ratna Sarumpaet merupakan kabar bohong, Prabowo segera meminta maaf kepada rakyat Indonesia.

"Hal itu menandakan bahwa Pak Prabowo berjiwa besar dengan mau menyampaikan kesalahannya. Itu adalah modal besar seorang calon pemimpin," tegas Sadad yang juga anggota DPRD Jatim ini.

Ia tak memungkiri bahwa pasca peristiwa tersebut, pihaknya akan banyak mendapat cacian dari kubu rival. "Namun, dengan seiring berjalannya waktu kami optimis bahwa masyarakat akan menilai mana sosok yang dianggap sebagai figur gentlemen," pungkas Sadad.

Di sisi lain, Ketua Fraksi Nasdem di DPRD Jatim, Muzammil Syafii mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan banyak membantu meningkatkan elektabilitas calon presiden yang diusung partainya, Joko Widodo.

Namun, masalah tersebut dipercaya akan menggerus elektabilitas Prabowo.

"Bagaimana tidak? Mereka seorang calon pemimpin yang tanpa klarifikasi kemudian ikut mempercayai," kata Muzammil ketika ditemui di Surabaya, Kamis (4/10/2018).

Menurutnya di dalam aturan hukum yang berlaku, minimal harus ada dua alat bukti untuk mempercayai sebuah kasus hukum.

"Kalau satu alat bukti, bukan bukti. Meskipun ada pengakuan yang disebut sebagai korban namun itu bukan alat bukti kalau itu menjadi satu-satunya alat bukti," tegas Anggota Komisi A di DPRD Jatim tersebut.

Dari masalah tersebut, pihaknya berharap bahwa hal tersebut bisa menjadi bahan introspeksi. "Kalau ada berita seperti itu, seharusnya ada klarifikasi yang jelas," pungkas Muzammil.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved