Surabaya
Geolog Ingatkan Gempa Surabaya Tahun 1867 dan Potensi Gempa Setiap Saat
"Artinya ada potensi gempa di Surabaya sehingga harus waspada dan antisipatif," kata Geolog dari ITS Surabaya, Amien Widodo.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Geolog dari ITS Surabaya, Amien Widodo, mengingatkan kembali bahwa ada potensi gempa di Kota Surabaya sewaktu-waktu.
Penyebabnya, kota ini dilalui dua sesar atau patahan bumi. Yakni Patahan Waru dan Patahan Surabaya.
Dia merujuk hasil penelitian resmi dari Kementerian Pekejaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bahwa patahan itu tergolong aktif.
"Artinya ada potensi gempa di Surabaya sehingga menuntut kami harus waspada dan antisipatif," kata Amien mengingatkan.
Menurut dia, Patahan Waru itu membentang mulai dari Sidoarjo, Waru, Jombang, hingga Nganjuk. Kemudian patahan Surabaya melintang dari kawasan Mayjen Sungkono hingga Cerme, Gresik.
Untuk itu, Pemkot Surabaya diminta menindaklanjuti hasil temuan itu dengan sikap antisipatif.
Amien menyarankan agar Pemkot sesegera mungkin membuat mitigasi bencana sehingga bisa dilakukan langkah antisipatif.
"Daerah dan titik mana saja yang berpotensi mengalami gempa. Kemudian pemetaan itu dijadikan acuan untuk menyikapi jika benar-benar terjadi bencana gempa," ucap Amien kembali.
Daerah-daerh mana yang konstruksi tanahnya labil. Bangunan mana saja yang konstruksinya masih belum tahan gempa. Termasuk titik mana saja yang paling rentan.
Bahkan dalam mitigasi bencana gempa itu juga nantinya untuk mencari potensi titik mana daerah gempa yang paling potensial dan sebaliknya.
Dia memberi gambaran bahwa saat terjadi gempa yang berpusat di Situbondo kemarin, Kota Surabaya juga ikut terasa getarannya.
Jika sebuah patahan itu aktif maka getarannya akan terasa saat terjadi gempa. Manakala ada patahan di sebuah wilayah, maka saat bergerak patahan itu akan muncul gempa (dirasakan warga).
Bika kekuatan gempa mencapai 6,5 skala Richter di Surabaya akan berdampak serius terhadap bangunan di atasnya.
Amien menyinggung bahwa gempa itu bisa jadi berulang. Dalam periodisasinya, gempa akan terulang di patahan yang sama.
Amien menyebutkan bahwa pada 1867, Surabaya pernah dilanda Gempa. Saat itu gereja rusak.
