Universitas Brawijaya

Kuliah Jarak Jauh Memungkinkan Mahasiswa Belajar Sambil Bekerja

"Nanti mungkin bisa mencapai 50-60 persen APK-nya jika bisa memanfaatkan IT dalam perkuliahan," ujar Prof Dr Ali Ghufron MSc PhD.

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: yuli
sylvianita widyawati
Prof Dr Ali Ghufron MSc PhD (kanan) saat di FIA Universitas Brawijaya Malang, Senin (22/10/2018). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pembelajaran dengan memanfaatkan TI (Teknologi Informasi) bisa meningkatkan APK (Angka Partisipasi Kasar) di bidang pendidikan. Saat ini sebanyak 31,6 persen usia produktif yang kuliah di perguruan tinggi.

"Nanti mungkin bisa mencapai 50-60 persen APK-nya jika bisa memanfaatkan IT dalam perkuliahan," ujar Prof Dr Ali Ghufron MSc PhD, Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi kepada SuryaMalang.com, Senin (22/10/2018).

Ia menyatakan itu usai mengisi seminar nasional "Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0" di FIA Universitas Brawijaya (UB) Malang. Sebab mahasiswa bisa sambil bekerja atau mengerjakan lainnya. Meski idealnya tidak 100 persen lewat TI. "Sebaiknya masih blended learning," kata dia.

Jadi mahasiswa masih bisa ketemu dosennya atau kenal dosennya. Mereka juga masih ke laboratorium.

Sejumlah perguruan tinggi masih memilih blended learning saat ini. Sebab perkuliahan dengan smart classroom belum menyentuh pada mata kuliah di prodi.

"Bahkan UT (Universitas Terbuka) saja masih blended. Mahasiswa masih ketemu dosennya. Namun jangkauan mahasiswa jadi sangat luas. Bisa mencapai 250.000 mahasiswa," kata dia. Namun setidaknya mahasiswa dan dosen tahu akan banyak perubahan di era revolusi industri 4.0 dan dampaknya.

Di forum itu, ia mencontohkan sebuah PTS di Jakarta sudah memiliki lab virtual. Namun ini bagi peningkatan skill. Jadi skill dasarnya sudah dikuasai. Revolusi industri tak hanya jadi tantangan bagi mahasiswa.

Tapi juga para dosen Indonesia. Sebab 60 persen dosen Indonesia sudah berusia 40 tahun ke atas. Sehingga mereka harus adaptasi pada perubahan di pembelajarannya.

Dekan FIA UB, Prof Dr Bambang Supriyono MS menyatakan melengkapi fasilitas di fakultasnya sebagai adaptasi di era itu.

Misalkan distance learning dan fasilitas teleconference. Sebab ada perkuliahan yang dilakukan di luar kampus utama. Sedang Kadindik Kabupateb Malang, Dr M Hidayat menyatakan jangan memandang pesimis era itu. Sebab peran manusia tetap dibutuhkan.

"Jangan pesimis dulu dengan era revolusi industri 4.0. Sisi humanis tetap diperlukan dan tidak akan tergantikan semua dengan TI," kata dia di seminar itu.

Namun mahasiswa tetap harus mempersiapkan diri agar bisa menyesuaikan dengan kondisi itu. Guru pun harus menyesuaikan diri agar tak kalah dengan kemampuan siswanya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved