Surabaya
Begini Cara Bikin Kurmat, Penganan Berbahan Tomat Tapi Rasa Kurma
Rasanya manis persis kurma namun buah berwarna merah kecoklatan ini bukan kurma melainkan kurma tomat, kurmat.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Rasanya manis persis kurma. Lapisan kulit paling luar juga sama persis dengan buah khas Timur Tengah itu.
Namun buah berwarna merah kecoklatan ini bukan kurma melainkan tomat yang disulap menjadi kurma.
Warga Kampung Margorejo Sawah, Surabaya mengolah buah tomat itu di green house dan pot-pot rumahan.
"Eman kalau dibuang. Kalau untuk nyambal berlebih. Jus tomat juga tidak semua suka, akhirnya kami olah menjadi Kurmat. Kurma tomat khas Kampung kami," kata Fifit Rulita, penemu Kurmat, saat ditemui di Margorejo Sawah, Rabu (7/11/2018).
Kalau ingin menjadikan tomat menjadi kurma dengan cara merendam lebih dulu buah tomat selama 10 jam dengan air kapur suruh. Ini untuk mencari kekenyalan buah tomat. Kemudian digoreng sambil ditaburi gula. Begitu mateag persis seperti kurma.
Saat ini banyak buah tomat dihasilkan dari kampung Margorejo Sawah. Baik dari taman rumah, polybag, hingga green house. Tampak memang kampung tersebut penuh kehijauan.
Kampung Margorejo Sawah makin terlihat asri karena warga mengembangkan taman di setiap rumah. Mereka juga makin senang karena ada lahan 5x4 meter dimanfaatkan bersama untuk membuat green house.
Oleh warga kampung disebut Rumah Tetandur. Aneka tanaman sayur dan buah ditanam di green House tersebut. Tidak terkecuali tomat karena saat panen tomat melimpah sehingga dijadikan makanan yang diawetkan menjadi kurmat.
Saat SuryaMalang.com mencoba Kurmat memang persis seperti kurma. Baik tekstur dan rasanya. Meski manis gulanya masih terasa. "Namun gula ini kalah dengan kandungan segarnya buah tomat," tambah Fifit.
Hampir setiap ada acara, punya hajat, warga Margorejo Sawah menjadikan Kurmat sebagai menu atau jajan wajib.
Bahkan saat Surabaya menjadi tuan rumah pertemuan internasional United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasific (Aspac), Kurmat sangat diminati delegasi asing itu.
Kesukaan delegasi Asia Pasifik itu ditunjukkan Perwakilan Jepang. Salah satu rangkaian acara pertemuan wali kota seluruh Asia Pasifik itu mengunjungi kampung Margorejo Sawah. Delegasi Jepang menghabiskan beberapa butir Kurmat.
"Saya masih ingat saat tamu Jepang itu begitu lahap melalap Kurmat. Tomat yang unik. Tapi mereka juga tidak menyangka bahwa tamu Jepang ini begitu menyukai Teh Pokak," tutur Lilik Makmula, Ketua PKK Margorejo Sawah.
Sama dengan Kurmat, semangat warga membuat teh Pokak adalah minuman campuran teh dengan beberapa rempah dan tanaman lain. Warga kampung lagi-lagi memetik tanaman toga (tanaman obat keluarga) yang banyak tumbuh di green house kampung.
Sekilas teh Pokak seperti wedang suruh. Namun aroma dan rasanya beragam dan memiliki karakteristik. Karena bercampur rempah hingga kayu manis, diyakini minuman Pokak bisa menggairahkan dan menambah stamina pria.