Malang Raya
Job Fair Kota Malang Sepi Peminat, Sutiaji : Acara Kurang Semarak, Publikasinya Kurang Luas
Job Fair yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang di Aula Skodam V Brawijaya, Jalan Tugu, Kota Malang, Rabu (14/11/2018)
Penulis: Hayu Yudha Prabowo | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Tidak seperti biasanya, bursa lowongan kerja yang biasa ramai diserbu pencari kerja terlihat sepi. Hal ini terlihat dalam bursa lowongan kerja dengan tajuk Job Fair yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang di Aula Skodam V Brawijaya, Jalan Tugu, Kota Malang, Rabu (14/11/2018).
Acara pembukaan hanya dihadiri puluhan pencari kerja, selebihnya adalah pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Malang serta dari perusahaan yang menawarkan lowongan pekerjaan.
Wali Kota Malang, Sutiaji yang membuka kegiatan, menyayangkan kurang semaraknya kegiatan job fair yang menawarkan 4 ribu lowongan kerja dari berbagai perusahaan itu, padahal Kota Malang merupakan kota dengan tingkat penggangguran tertinggi di Jawa Timur.
"Acaranya kurang semarak, mungkin publikasinya kurang luas," kata Sutiaji dalam pidatonya membuka acara Job Fair.
Mantan Wakil Wali Kota Malang ini melanjutkan sambutannya dan berharap kegiatan job fair ini segera terpublikasi secara luas sehingga pencari kerja bisa segera berbondong-bondong memanfaatkan lowongan kerja yang ditawarkan perusahaan.
Sutiaji menambahkan bahwa job fair yang diselenggarakan Pemkot Malang dua kali dalam setahun ini merupakan satu dari sekian cara untuk mengurangi penggangguran di Kota Malang.
"Pemkot Malang berencana membuat rumah kreatif agar generasi muda tidak hanya menggantungkan pada lowongan kerja, justru menciptakan lowongan kerja," ungkapnya.
Sutiaji menambahkan rumah kreatif ini rencananya akan terealisasi pada tahun 2019.
Sementara itu Kasi Perluasan Kesempatan Kerja, Disnaker Kota Malang, Erry Harto mengatakan jumlah penggangguran Kota Malang saat ini yang tercatat Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencapai 31 ribu semua penduduk di Kota Malang.
Namun yang ber KTP Malang sekitar 6.000 orang. Sedangkan tercatat dalam dokumen pencari kerja ada 2.500 orang.
"Sekitar 50 persen dari pencari kerja setiap tahunnya selalu terserap dalam kegiatan job fair," kata Erry.
Erry menambah, angka pengangguran terbuka terus berkurang setiap tahunnya. Tahun lalu (2017) turun sekitar 0,06 persen. Angka tersebut diakuinya masih belum maksimal. Sebab, dalam setiap pembukaan job fair, dari 4000 lowongan yang disiapkan, hanya 500 pekerjaan terisi.
"Karena pencari kerja banyak dari luar Kota Malang. Sedangkan perusahaan ingin menempatkan di luar kota bahkan luar negeri. Tapi mereka tidak mau dan inginnya kerja di sini," pungkasnya.