Malang Raya
Mengintip Ritual Doa Arwah, Tradisi Warga Tionghoa di Klenteng Eng An Kiong Malang
Sebuah miniatur rumah khas warga Tionghoa yang berbahan baku dari kertas berdiri megah di salah satu sudut ruangan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Sebuah miniatur rumah khas warga Tionghoa yang berbahan baku dari kertas berdiri megah di salah satu sudut ruangan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang.
Disamping rumah tersebut terdapat minitur unik lainnya yang berbentuk kulkas, becak, brankas uang, tandu, pesawat terbang, dan juga orang-orangan.
Selang beberapa saat kemudian, seorang bhiksu datang, sambil berjalan mengelilingi rumah tersebut.
Bhiksu itu datang bersama beberapa orang yang menggunakan baju berwarna kuning sambil membawa beberapa alat musik.
Setelah mengeliling rumah tersebut, kemudian Bhiksu itu berdoa dengan membawa dupa dihadapan sebuah foto orang yang telah meninggal.
Apa yang dilakukan Bhiksu itu merupakan sebuah Ritual Kedukaan atau yang biasa disebut dengan Doa Arwah.
"Apa yang kami lakukan tadi merupakan ritual kedukaan atau mendoakan orang yang telah meninggal. Ritual ini biasanya dilakukan oleh orang Tionghoa," ucap Freddy seorang Pandita Lokapalasraya kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (29/1/2019).
Di dalam Agama Buddha, fungsi rumah dalam Ritual Doa Arwah itu akan menjadi bungai teratai yang nantinya akan menjadi kendaraan bagi almarhum yang akan menuju ke Surga Sukawatiloka.
Nantinya rumah tersebut akan dibakar sebagai simbol kemakmuran bagi almarhum yang telah berada di alam sana.
"Ritual ini sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa, baik untuk almarhum agar dilapangkan jalannya maupun dari para keluarga yang masih hidup agar dimakmurkan hidupnya," Terang Freddy.
Usai prosesi ritual selesai, satu demi satu miniatur tersebut dibawa oleh petugas Klenteng Eng An Kiong menuju ke salah satu ruangan guna dilakukan proses pembakaran.
Kata Freddy, prosesi ini adalah prosesi akhir dari Ritual Doa Arwah agar keinginan yang diucapkan oleh keluarga bisa sampai kepada keluarganya yang telah meninggal dunia.
"Ritual ini biasanya digelar oleh pihak keluarga yang ingin mendoakan salah seorang keluarganya yang sedang meninggal dunia. Biasanya almarhum datang ke mimpi sanak keluarganya dan menginginkan sesuatu sebagai bekal di alam sana," terangnya.
Saat SURYAMALANG.COM mencoba untuk menanyakan kepada pihak keluarga terkait alasan kenapa melakukan Ritual Doa Arwah, Ariasumiani, istri dari almarhum mengatakan bahwa suaminya itu mendatangi dirinya di dalam mimpi.
Di dalam mimpi itu suaminya yang bernama Abdiharjo itu menanyakan kenapa ketika pada waktu dimakamkan almarhum masih menggunakan pakaian sehari-harinya.