Malang Raya
Mengintip Ritual Doa Arwah, Tradisi Warga Tionghoa di Klenteng Eng An Kiong Malang
Sebuah miniatur rumah khas warga Tionghoa yang berbahan baku dari kertas berdiri megah di salah satu sudut ruangan Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang.
Penulis: Mochammad Rifky Edgar Hidayatullah | Editor: yuli
Tak hanya istrinya saja yang didatangi almarhum di dalam mimpi.
Anak almarhum yang bernama Melissa juga mengaku didatangi ayahnya di dalam mimpi.
Kata Ariasumiani, di dalam mimpi anaknya itu, sang ayah meminta untuk dibangunkan sebuah rumah dan dibawakan peralatan sehari-hari untuk menunjang kehidupannya di alam sana.
Bahkan mendiang berkata bahwa dirinya tidak mempunya tempat tinggal tetap usai meninggalkan dunia.
"Kejadian itulah yang membuat kami melakukan Ritual Arwah ini, kami berharap, ayah bisa tenang di alam sana," ucap Ariasumiani.
Ariasumiani sendiri mengaku bahwa dirinya ialah seorang yang beragama Katholik.
Jadi di sini ia hanya mengikuti tradisi sebagai warga Tionghoa saja untuk melakukan Tradisi Ritual Doa Arwah tersebut.
"Kami ini warga Jakarta, jadi saya jauh-jauh pergi ke Malang karena suami saya lahirnya di Malang. Kebetulan beberapa keluarganya juga domisili di Malang. Jadi kami memutuskan untuk melakukan Ritual Doa Arwah di sini (Kleteng Eng An Kiong)," terangnya.
Ariasumiani berharap, setelah melakukan Ritual Doa Arwah, semua kebutuhan suaminya setelah meninggal dunia bisa terpenuhi dan suaminya bisa tenang di alam sana.
"Sebagai seorang Khatolik kami hanya menjalankan saja tradisi ini sesuai dengan keyakinan suami kami. Walaupun kami sudah menghabiskan uang Rp 10 Juta untuk Ritual Doa Arwah ini, kami menganggap bahwa ini adalah amal bagi keluarga kami," ucapnya.