nasional
Fakta-fakta Bayi Tertukar di Surabaya, Kecurigaan Keluarga Muncul Karena Ucapan Tetangga
Kabar terbaru kasus bayi tertukar di Surabaya, saat ini tengah menunggu keluarga untuk mencocokan informasi.
Penulis: Raras Cahyaning Hapsari | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.com - Kabar terbaru kasus bayi tertukar di Surabaya, saat ini tengah menunggu keluarga untuk mencocokan informasi.
Kasus bayi tertukar di Surabaya, tepatnya di RSUD Dr Soetomo ini bermula dari kecurigaan keluarga bayi akibat komentar tetangga.
Pasalnya awalnya keluarga bayi tertukar di Surabaya ini mengumumkan bahwa sang ibu telah melahirkan anak perempuan.
Namun tetangga menyadari bahwa wajah bayi tersebut cenderung menyerupai bayi laki-laki.
• Viral di WA, Inilah Sosok Penyebar Link Video Hubungan Intim Pejabat Kabupaten Sleman di Luar Negeri
Aris Ngaku Mencintai Budi, tapi saat Kekasihnya Dibantai Aziz, Bukan Dibela Malah Bantu Memutilasi!
• Kronologi Masjid Al Aqsa di Yerusalem Terbakar Bersamaan Dengan Kebakaran Gereja Notre Dame di Paris
• Bocah SD dan Temannya Setubuhi Siswi SMA di Probolinggo Hingga Hamil, Dipicu Gangguan Psikoseksual
Kecurigaan tetangga pun terbukti ketika sang ibu membuka pakaian bayinya dan menyadari bahawa anaknya adalah laki-laki.
Berikut ini fakta-fakta terkait bayi tertukar di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1. Bermula dari Kabar Bahagia
M Sholeh, pengacara keluarga menuturkan, geger 'bayi yang tertukar' itu awalnya didahului dengan berita gembira.
Pasangan dari keluarga sederhana ini sangat merindukan bayi perempuan.
Saat mengandung anak kelima, mereka berharap bayi tersebut perempuan.
Perawat atau dokter pada Jumat malam begitu bayi lahir sesar, mereka memberi tahu ke Mughni, bayinya lahir perempuan.
• 10 Temuan Bayi Tertukar di Surabaya, Kesalahan Teknis atau Informasi?, RSUD Dr Soetomo Buat Tes DNA
• Ramalan Cuaca Kota Malang, Batu dan Surabaya Saat Coblosan, Hujan Deras, Ingat Bawa Payung !

Namun sang orangtua ini tidak bisa menemui bayinya karena mereka takut.
"Ini dari keluarga kurang mampu," kata Sholeh.
Anam, putra pertama Mughni menuturkan, malam itu orangtuanya ingin mengadzani.
Namun hingga dini hari kemudian baru bisa menggendong anak bayinya.