Kabar Surabaya
Bocah SD dan Temannya Setubuhi Siswi SMA di Probolinggo Hingga Hamil, Dipicu Gangguan Psikoseksual
Bocah SD dan Temannya Setubuhi Siswi SMA di Probolinggo Hingga Hamil, Pelaku Kena Wabah Psikoseksual
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: eko darmoko
Laporan Wartawan Pipit Maulidiya dan Galih Lintartika
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Viral berita siswa SD (13) dan SMA (18) menghamili siswi SMA (18) di Probolinggo, memantik pakar psikologi untuk mengomentarinya.
Dokter Hendro Riyanto Sp KJ, Psikiater Fungsional RSJ Menur Surabaya menyebut bahwa pelaku mengalami gangguan psikoseksual.
Psikoseksual adalah gangguan perilaku menyimpang dari norma-norma dalam hubungan seksual.
Banyak kasus gangguan perilaku psikoseksual, salah satunya enam orang pria memperkosa satu perempuan secara beramai-ramai.
Psikoseksual mulai timbul pada akhir masa kanak-kanak atau mendekati masa pubertas, untuk itu menurut dokter Hendro, perlu adanya pendidikan seksual sejak dini.
"Pendidikan seksual tidak bisa dibiarkan, karena selama ini di Indonesia hal ini dihindarkan, dan tidak diberikan. Padahal pendidikan seksual itu penting baik untuk pelaku atau pun korbannya," kata dokter Hendro, Selasa (16/4/2019).
• Laporan Gadis 21 Tahun di Malang: Baru Sehari Magang di Minimarket, Saya Dicium dan Diraba
• Film Biru Bikin Siswa SD & Temannya Meniduri Siswi SMA Hingga Lahirkan Anak & Bingung Tentukan Ayah

Diberitakan sebelumnya, akibat kecanduan dan terpengaruh adegan video syur atau film biru membuat siswa SD dan temannya melakukan hubungan intim dengan siswi SMA di Probolinggo.
Mereka melakukan hubungan intim ini secara bergiliran dalam waktu yang berbeda.
Buntut dari hubungan intim ini, siswi SMA tersebut hamil dan sudah melahirkan anak laki-laki.
Kemudian muncul persoalan baru, yakni pihak polisi dan pihak keluarga bingung dalam menentukan ayah biologis dari anak yang dilahirkan siswi SMA tersebut.
Terungkapnya Kasus
Satreskrim Polres Probolinggo menangkap dua Anak Baru Gede (ABG) atas kasus dugaan persetubuhan.
Mereka adalah MMH (18) dan MWS (13) yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Keduanya, sama-sama berasal dari Randumerak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo.