Malang Kota
Datang ke Pameran, Istri Mario Teguh Langsung Tebus Kalung Batu Pacitan
"Kalung Athalia tadi langsung dibeli oleh Ibu (istri) Mario Teguh. Dia datang, lihat, dan langsung beli,"
SURYAMALANG.COM, KLOJEN -Malang juga jadi rumah dari banyak pengrajin handycraftatau kerajinan tangan kelas dunia.
Termasuk, para pengrajin perhiasan.
Lihat saja di pameran 'The Never Ending Story of Batik and Tenun, along with the Jewelry Exhibition' di Hotel Tugu, Kota Malang, Sabtu (11/4/2015).
Perhiasan yang kualitasnya tak kalah dengan perhiasan impor,diburu banyak kolektor.
Termasuk kalung handmade asli buatan Malang, seharga Rp 2 juta, yang langsung terjual di hari pertama pembukaan pameran.
Perhiasan yang dibuat dari bahan batu alam itu menjadi yang paling menarik perhatian pengunjung, selain produk-produk dari kain tenun dan batik.
Kalung produksi Radha Jewelry yang langsung terjual adalah kalung yang terbuat dari bahan utama batu Druzy dan batu Labradorite yang diberi nama 'Athalia'.
Kalung yang dibentuk dengan rangkaian anyawan kawat dan tambahan pernik batuan itu merupakan koleksi terbaru dari seri Parahyangan Radha Jewelry.
Radha Krishna Devi, kreator kalung dari Radha Jewelry menyatakan, beberapa kalung rancangannya yang dipamerkan sudah diincar beberapa pembeli.
"Kalung Athalia tadi langsung dibeli oleh Ibu (istri) Mario Teguh. Dia datang, lihat, dan langsung beli," ungkap Radha, di sela pameran, Sabtu (11/4/2015).
Dalam pameran, Radha menghadirkan 13 koleksi terbaru dari seri Parahyangan.
Selain itu juga dihadirkan koleksi dari seri sebelumnya, koleksi kalung-kalung seri Bromo dan seri Singhasari.
Koleksi perhiasan ini dibanderol dengan harga bervariasi mulai Rp 150 ribu hingga Rp 2,5 juta.
Dari 13 koleksi seri Parahyangan kini empat di antaranya sudah terbeli dan dipesan pengunjung.
"Saya mencoba mengangkat dan mengenalkan potensi alam lokal, kali ini batu dari Pacitan. Kalung-kalung ini dibuat eksklusif dan merupakan karya seni," terang Radha.
Salah satu pengunjung pameran Sesi, mengatakan tertarik dengan kalung batu dan balutan anyaman kawat karena terlihat unik.
"Batunya sudah unik, terus rangkaian kawatnya tambah bikin terlihat berbeda tapi tetap cantik," ujar Sesi.
( Dyan Rekohadi )