Kromengan
Suparno Nangis, Uang Pengobatan Istri Ditukar Satu Kresek Daun Nangka
Para pelaku lalu memberi Suparno kardus. Kata mereka, di situlah uang Suparno bisa 'beranak'.
SURYAMALANG.COM, KROMENGAN -Di zaman serba modern saat ini, masih ada saja korban penipuan berbau klenik.
Seperti yang terjadi di daerah Kromengan, Kabupaten Malang.
Gara-gara tergiur oleh seseorang yang bisa menggandakan uang Rp 1 miliar, Suparno (49), warga Dusun Krantil Desa Karangrejo Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang harus kehilangan uang Rp 68 juta.
Kapolsek Kromengan, AKP AKP Okta Panjaitan, mengatakan, kasus penipuan dengan modus penggandaan uang itu terjadi pada 28 Februari 2015.
Suparno, yang sedang memiliki masalah berat karena istrinya terkena stroke, tergoda mendapatkan uang banyak untuk mengobati sang istri.
Alih-alih berusaha dan berdoa, Suparno malah percaya saja ketika mendengar ada kelompok dukun yang bisa menggandakan uang.
Seluruh uang yang ia punya untuk mengobati sang istri, ia bawa ke dukun palsu itu.
"Suparno pun menyetorkan uangnya ke pelaku. Ada empat pelaku yang terlibat pada kasus ini," kata AKP Okta, Rabu (15/4/2015).
Para pelaku lalu memberi Suparno kardus. Kata mereka, di situlah uang Suparno bisa 'beranak'.
Oleh pelaku, Suparno diinstruksikan baru boleh membuka kardus itu setelah mendapat telepon dari para pelaku.
Suparno pun hanya bisa menangis, ketika melihat isi dalam kardus itu tak sesuai yang dijanjikan.
Di dalam kardus itu, hanya ada empat lembar uang Rp 50.000, potongan kertas kardus, dan satu kresek plastik daun kering pohon nangka.
Menurut AKP Okta, pihaknya sudah mengamankan satu tersangka pada 7 April 2015.
Dia adalah sopir truk bernama Joki Hartono alias Gus Ari (43), warga Mangli, Kabupaten Jember.
"Ia ditangkap ketika turun dari bis di Slorok," jelas AKP Okta Panjaitan, Kapolsek Kromengan kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (15/4/2015).
Polsek Kromengan saat ini sedang memburu tiga pelaku lain.
"Identitasnya sudah kita kantongi. Semoga segera kita tangkap," ujar Okta.
AKP Okta mengakui, untuk mendapatkan korban, komplotan dukun palsu ini mengincar orang-orang lugu di wilayah pedesaan.
( Sylvianita Widyawati )
