Jamaah Umroh Asal Malang Ditangkap
Masukan Bom ke Koper, Anak Rustawi Diburu Polisi
Rustawi diketahui mulai bersikap tertutup terhadap warga, sejak ayah empat anak itu bergaul dengan jemaah tertentu asal Surabaya pada 2012.
SURYAMALANG.COM, JABUNG - Polisi Brunei Darussalam dan Polri bekerja sama mendalami kasus Rustawi Tomo Kabul (63), warga Desa/Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang ditangkap polisi di bandara Brunei Darussalam, Sabtu (2/5/2015).
Berdasarkan pengakuan Rustawi di Brunei, bom bondet (bom ikan) yang ada di dalam kopernya dimasukkan oleh anaknya.
Baca Juga : Rustawi , Jamaah Umroh Asal Malang Bawa Bom-Peluru, Kini Ditahan di Brunei
Pengakuan itu, membuat polisi kini mengincar anak Rustawi.
"Saya tidak tahu seperti apa kasus itu. Hari Senin (4/5/2015), ada polisi mendatangi rumah orangtua angkat S alias Cipeng untuk mencari Cipeng. Sebab, Pak Rustawi mengaku bahan peledak itu berasal dari Mas Cipeng. Makanya, anaknya sekarang dicari polisi," sebut Nyonya Bashori, ibu ketua RT 003/RW 001 Desa Jabung seperti dikutik Kompas.com.
Cipeng (31), merupakan nama panggilan untuk anak ketiga Rustawi.
Baca Juga : Rustawi Orang Jujur, Tak Mungkin Bawa Bahan Peledak
Rustawi ditahan di Brunei karena diketahui membawa bahan peledak jenis bondet (bom ikan) dan sejumlah peluru.
Kini, Polri bersama kepolisian Brunei masih menyelidiki alasan Rustawi membawa benda berbahaya itu. Informasinya, polisi Brunei ke Malang pada jumat (8/5/2015) ini.
Baca Juga : Gara-gara Rustawi, Polisi Brunei Terjun ke Malang
Rustawi berangkat bersama istrinya, Pantes Sastro Prajitno (58), yang juga dimintai keterangan oleh kepolisian Brunei. Namun, istrinya dapat melanjutkan perjalanan .
Ketika polisi datang ke rumah Rustawi, Cipeng sedang keluar rumah.
"Samapai sekarang Mas Cipeng belum pulang. Sebagai anak muda, dia biasa main ke tempat temannya selama beberapa hari," jelas Bashori.
Meski sedang dicari polisi, warga Desa Jabung tidak yakin jika anak Rustawi adalah pelakunya. Selama ini, Cipeng dikenal baik, pandai, dan sopan. Justru Rustawilah yang bersikap tertutup terhadap warga.
Rustawi diketahui mulai bersikap tertutup terhadap warga, sejak ayah empat anak itu bergaul dengan jemaah tertentu asal Surabaya pada 2012.
"Saat itu, Mas Cipeng sempat mengingatkan ayahnya agar tak bergaul dengan jemaah-jemaah tersebut. Rupanya Pak Rustawi marah dan membenci anaknya. Mungkin karena marah itulah kini Pak Rustawi sengaja menyalahkan anaknya atas keberadaan bahan peledak itu," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (*)