Kediri
Semarak, Puluhan Lukisan Bung Karno Dipamerkan di Rumah Masa Kecilnya
Tema Bung Karno sengaja dipilih karena bersamaan dengan Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 70. Apalagi pameran digelar di rumah masa kecil
Penulis: Didik Mashudi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Pameran lukisan dari bahan cekakik atau limbah kopi ikut memeriahkan perayaan HUT RI ke 70. Acara ini digelar di rumah masa kecil Bung Karno di Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Minggu (17/8/2015).
pameran berlangsung semarak. Ada puluhan karya lukisan dari bahan cekakik yang dipamerkan di ruang tamu rumah beraksitektur Jawa. Puluhan lukisan itu bertema sosok Bung Karno sejak masih sebelum menjadi Presiden maupun setelah menjadi Presiden.
Karya lukisan itu banyak diilhami foto-foto Bung Karno sewaktu masih muda. Lukisan ini selain karya Nur Habib, juga banyak karya para pelajar yang menjadi murid dan binaannya.
Tema Bung Karno sengaja dipilih karena bersamaan dengan Peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 70. Apalagi lokasi pameran digelar di rumah masa kecil tempat Bung Karno diasuh.
Beberapa karya lukisan itu seperti foto legendaris Bung Karno saat bersepeda berboncengan dengan Fatmawati di tempat pembuangannya di Bengkulu. Ada juga karya Bung Karno saat bersama dengan sejumlah tamu negara.
Pelukis cekakik banyak mengambil inspirasi dari foto-foto poster dan foto kenegaraan Bung Karno saat menjadi Presiden RI. Meski dari bahan limbah kopi, karya lukis dari cekakik terlihat sangat orisinil.
Pelukis cekakik ini banyak memanfaatkan goresan jari tangan dan batang korek api untuk menuangkan hasil karyanya. Meski begitu pewarnaan lukisan banyak didominasi warna cokelat muda dan hitam.
Menurut pelopor pelukis cekakik MK Nur Habib, sebenarnya pewarnaan lukisan cekakik tidak hanya melulu warna hitam dan cokelat. Ada juga pewarnaan hijau yang merupakan hasil pencampuran kopi dengan kacang hijau.
Sedangkan tekstur warna lukisan sendiri tergantung dari hasil penggorengan kopi. Untuk warna hitam jika hasil penggorengan kopi sampai gosong, dan warna cokelat muda untuk kopi yang digoreng tidak terlalu matang.
"Sudah ada beberapa murid saya yang melukis dengan bahan cekakik. Malahan seorang muridnya pernah diundang ke sejumlah negara," ujar pengajar seni di salah satu sekolah madrasah di Kediri.
Selain Bung Karno, MK Nur Habib pernah menggelar pameran sosok Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sama seperti lukisan bertema Bung Karno, lukisan bertema Gus Dur mengupas sisi unik Presiden ketiga RI.
Sementara Achmadi (38) salah satu penggunjung pameran mengaku takjub dengan karya lukis dari bahan cekakik. Karena limbah kopi ternyata masih dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan karya seni yang bernilai estetik.
"Cekakik kopi tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk cethe pengharum rokok, tapi juga untuk membuat lukisan. Karya dari lukisan cekakik malah terlihat lebih orisinil dan terkesan jadul," ungkapnya