Malang Raya
Sekarang Kelompok Teroris Tak Gunakan Bom Tradisional, tapi Bom ini!
Simulasi itu menggunakan aplikasi langsung bom mobil berbahan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, PAKIS - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama TNI, Polri, dan Pemda Se-Malang Raya menggelar simulasi penindakan terhadap aksi teroris di areal parkir Bandara Abdulrachman Saleh, Rabu (26/8/2015).
Simulasi itu menggunakan aplikasi langsung bom mobil berbahan kimia, biologi, radioaktif, dan nuklir.
Dalam simulasi itu menunjukkan ada kelompok teroris jaringan Bruno hendak melakukan peledakan bom di areal parkir Bandara Abdulrachman Saleh. Aksi jaringan teroris itu sebagai upaya ancaman kepada pemerintah agar membebaskan Bruno dari penjara.
Pada hari itu, Bruno sedang menjalankan sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Malang.
Kelompok teroris ini sedang merakit bom di mobil jenis colt di areal parkir Bandara Abdulrachman Saleh. Terlihat juga dua teroris yang membawa senjata api. Mereka bersiap meledakan bom di lokasi apabila permintaannya tidak dipenuhi. Karena tidak ada respon, kelompok teroris itu kemudian meledakan bom mobil tersebut.
Sejumlah warga yang berada di sekitar lokasi ada yang terluka. Mereka bukan terluka akibat ledakan bom, melainkan terkena asap zat kimia yang timbul dari bom mobil.
Begitu terjadi ledakan, pihak sekuriti bandara langsung melaporkan ke Polres Malang. Polres Malang segera koordinasi dengan TNI untuk menuju ke lokasi.
Tak lama kemudian, tim pendeteksi datang ke lokasi. Tim deteksi terdiri dari Polri, TNI, dan BPBD. Mereka melihat jenis ledakan bom di lokasi. Juga mengiventarisir zat kimia yang terkandung dalam bom itu. Selanjutnya, tim memasang garis polisi untuk menyeterilkan lokasi dari aktivitas warga.
Setelah dinyatakan aman, giliran tim pemadam kebakaran datang ke lokasi. Tim pemadam kebakaran memadamkan api yang berkobar di mobil. Begitu api berhasil dipadamkan, giliran tim evakuasi menyelamatkan korban. Tim evakuasi mengutamakan penyelamatan terhadap korban yang masih bernyawa.
Setelah peristiwa peledakan bom dapat dinetralkan, Polri dan TNI mendapatkan laporan bahwa masih ada kelompok teroris yang bersembunyi di rumah yang tak jauh dari lokasi. Tim segera meluncur ke rumah itu untuk melakukan penggerebekan. Tim berhasil menangkap tersangka.
Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT, Irjen Arief Dharmawan mengatakan, simulasi ini merupakan program pelatihan penanganan aksi terorisme.
Simulasi ini untuk mengetahui kesiapan peralatan dan koordinasi antar-satuan baik dari Polri, TNI, dan Pemda. Latihan ini juga untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar-satuan.
"Kami ingin meningkatkan komunikasi antar-satuan dalam penanganan aksi terorisme. Dengan latihan ini, terjadi kesepahaman antar-satuan di lapangan. Jumlah personel yang ikut simulasi ada 200 orang," katanya.
Dikatakan Arief, dalam simulasi ini sengaja menggunakan bom bahan kimia. Persoalannya, sekarang kelompok teroris mulai menggunakan bom bahan kimia.
"Sekarang kelompok teroris tidak menggunakan bom tradisional. Mereka sudah memakai bahan kimia untuk merakit bom," ujarnya.