Malang Raya

Ini Sebab Pesawat Sriwijaya Air Sulit Take Off Bandara Abd Saleh

“Kemarin kami harus ikuti aturan dan tidak memaksakan penerbangan. Ada dua opsi, penumpang atau barang yang dikurangi, kami memilih barang penumpang,"

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: fatkhulalami
Tribunnews.com
Pesawat Sriwijaya Air 

SURYAMALANG.COM, PAKISAJI – Suhu panas udara Malang membuat penerbangan Sriwijaya Air terhambat. Pesawat mereka sulit lepas landas, bahkan bagasi penumpang juga harus dipindahkan ke penerbangan yang lain.

Kejadian tersebut berlangsung pada Senin (21/9/2015) siang. Kala itu Bandara Abdurachman Saleh mencatat suhu udara di Malang mencapai 33 derajat celcius.

Sementara, pesawat yang mengalami gangguan berlangsung pada penerbangan Jurusan Jakarta Malang pukul 12.10.

“Hanya satu penerbangan saja karena kami mendapat laporan bahwa suhu di Malang sedang tinggi,” tutur M Yusri Hansyah, Distrik Manager Sriwijaya Air di Malang pada Surya, Selasa (22/9/2015) siang.

Yusri menjelaskan, suhu tinggi ini berbahaya pada penerbangan mereka, sebab panas tersebut menganggu daya dorong pesawat. Pesawat menjadi sulit lepas landas atau mendarat karena itu.

Sekadar diketahui, Sriwijaya Air menggunakan Boeing 737 800 yang mampu mengangkut 189 penumpang sejak awal tahun 2015. Sebelumnya, Sriwijaya menggunakan pesawat Boeing 737 300 yang mampu mengangkut 140 penumpang.

“Kemarin kami harus ikuti aturan dan tidak memaksakan penerbangan. Ada dua opsi, penumpang atau barang yang dikurangi, kami memilih barang penumpang yang dikurangi dan dipindah ke pesawat yang lain,” tambahnya.

Walau demikian, seluruh barang penumpang diserahkan lima jam setelah keberangkatan pesawat. Ini sesuai dengan jadwal kedatangan pesawat dari Sriwijaya Air yang memiliki enam jadwal keberangkatan dan kedatangan dalam sehari.

“Kejadian ini hanya berlangsung kemarin saja. Saat ini sudah normal,” tegasnya.

Seorang petugas di Bandara Abd Saleh memastikan tak ada kasus serupa seperti maskapai Sriwijaya Air pada Senin atau Selasa.

“Tiap jenis pesawat memang memiliki pengaruh terhadap udara. Jika kena hujan atau panas, daya dorong tiap jenis pesawat akan berbeda-beda,” katanya.

Sumber yang menolak namanya dikorankan juga memastikan pesawat dengan tipe sama juga memiliki daya dorong berbeda.

General Manager Garuda Indonesia di Malang, Agung Prabowo juga memastikan bahwa pesawatnya terbang dengan normal sejak kemarin.

“Belum ada masalah apapun pada penerbangan kami,” kata Agung.

Sekadar diketahui, Garuda Indonesia juga memiliki pesawat Boeing 737 800.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved