Mahasiswa UINSA Tewas Diklat SAR

Ibu Retno Ambruk dan Digendong Usai Antar Anak Sulung Dimakamkan

Udik menyayangkan telatnya kabar dari pihak kampus dan rumah sakit tentang kematian anaknya. Ia mengaku belum tahu pasti penyebab kematian Rizky

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM//Sylvianita Widyawati
Inilah lokasi pos induk mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya tempat dilaksanakan diklat SAR di wana wisata Sumuran Desa Rejosari, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Lokasinya telah diberikan garis polisi, Minggu (18/10/2015). 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sekitar pukul 23.30, ketua RT di Sukolilo Park Regency I/16, tempat tinggal keluarga Yudi Akbar Rizky (18), mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang meninggal saat mengikuti Diklat Mapala di Malang,, menghunungi sang ibunda, Retno.

Dia bilang, Rizky sedang tertimpa musibah. Ketua RT tak menjelaskan secara rinci. Beberapa menit setelahnya, sang adik ganti menelepon Udik. Dia meminta guru SMAN 4 Surabaya tersebut untuk datang ke rumah orangtua mereka: Jalan Gajah Mada I/35. Mendengar hal yang menjanggalkan, Udik sudah mulai merasa khawatir.

Udik sebenarnya sempat berpikir untuk langsung berangkat ke Malang menyusul Rizky. Tapi kondisinya saat itu agak drop. Mendapat kabar kurang mengenakkan, penyakit jantungnya kumat.

"Saya pikir saya sudah tidak kuat ke Malang. Jadi anak saya yang pertama, yang kebetulan tinggal di Malang, akhirnya berangkat ke rumah sakit," ungkapnya.

Ketika sampai di lokasi, sang kakak sudah mendapati adiknya berselimut kain kafan.

Akhirnya Udik memilih berangkat ke rumah orangtuanya. Di tengah perjalanan, ia ingin menelepon sang anak.

"Tapi pulsa habis. Saya binggung. Akhirnya mampir minimarket beli pulsa. Saat itu perasaan saya sudah tidak karuan-karuan," ujarnya.

Udik menyayangkan telatnya kabar dari pihak kampus dan rumah sakit tentang kematian anaknya. Bahkan ia mengaku belum tahu pasti penyebab kematian mahasiswa semester 1 Program Studi Psikologi Fakultas Dakwah itu.

Ia baru diberitahu bahwa penyebab wafatnya anak dia karena dehidrasi. Tapi dia belum menerima diagnosa medis yang asli terkait hal itu.

Rizky disebut tak memiliki keluhan penyakit apapun saat berangkat. Dua tahun lalu, ia memang sempat mengidap bronkitis. Tapi penyakit itu sudah sepenuhnya hilang setelah rutin diobatkan ke rumah sakit.

Keluarga pun mengaku ikhlas dengan kepergian Rizky. Khusus bagi ibunda, kepergian anak sulung itu masih membawa duka mendalam. Bahkan dalam perjalanan pulang dari mengantar jenazah ke liang kubur, ia ambruk dan harus dibopong (digendong).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved